ZONA PRIANGAN - Sebelum Salman Rushdie mendapat serangan pisau yang merobek lehernya, sebenarnya sudah ancaman dari penelepon gelap.
Ancaman akan menembak kepala itu ditujukan kepada Avi Abraham Benlolo, pendiri dan ketua The Abraham Global Peace Initiative.
Pengancam akan menembak kepala Avi Abraham Benlolo karena bertindak sebagai tuan rumah Salman Rushdie untuk berpidato.
Baca Juga: Salman Rushdie Sebut Vladimir Putin Mencuci Otak Warga Rusia agar Percaya Ukraina Merupakan Nazi
Salman Rushdie memang hidupnya terancam pembunuhan setelah menerbitkan buku berjudul 'The Satanic Verses'.
Pemimpin Iran Pemimpin Iran Ayatollah Ruhollah Khomeini sempat mengeluarkan fatwa pembunuhan Salman Rushdie.
Pemerintah Iran menganggap 'The Satanic Verses' menistakan agama Islam dan menghina Nabi Muhammad SAW.
Avi Abraham Benlolo mengungkapkan kepada The Sun AS tentang peringatan mengerikan yang diterimanya dari penelepon tak dikenal.
“Karena itu, saya harus menghubungi polisi dan pihak keamanan meningkatkan kehadiran mereka di sekitar pertemuan,” ujarnya.
Dia mengatakan Rushdie selalu mengkhawatirkan keselamatannya sendiri.
“Dia khawatir tentang keamanannya tetapi harus menjalani hidupnya. Dalam pandangan saya, dia adalah pahlawan sejati karena memproyeksikan pemikiran bebas dan dia tidak membiarkan kediktatoran Iran menghentikannya," ucap Benlolo.
“Saya telah bertemu banyak orang; perdana menteri, presiden AS dan dia adalah salah satu pemikir paling produktif yang pernah saya temui. Kami berbicara tentang ekstremisme dan itulah yang menurut saya memicu serangan pisau itu,” tambahnya.
Setelah insiden penikaman terhadap Salman Rushdie, FBI telah menangkap pria bernama Hadi Matar yang berasal dari New Jersey.
Menurut New York Times, polisi terlihat memblokir jalan di dekat alamat yang terdaftar sebagai Hadi Matar, tersangka penyerang yang ditahan.***