Referendum yang sama digelar di Kherson, Luhansk, dan Donetsk. Semua wilayah itu, kini berada dalam kendali hukum Kremlin.
Pada hari Rabu, Presiden Vladimir Putin menandatangani perjanjian penyatuan hukum dengan bekas wilayah Ukraina, secara resmi menjadikannya bagian dari Rusia.
Baca Juga: Pasukan Vladimir Putin Buktikan Kekuatan, 12 Rudal Menghancurkan Kota Zaporizhzhia, 17 Warga Tewas
Wilayah Zaporizhzhia juga merupakan rumah bagi Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir (PLTN), yang telah berada di bawah kendali Rusia sejak Maret.
Itu telah berulang kali menjadi sasaran tembak selama konflik. Moskow menuduh Ukraina menyerang fasilitas itu, sementara Kiev menyalahkan pasukan Rusia.
Rusia dalam berbagai kesempatan melakukan serangan terhadap pejuang asing di Ukraina, termasuk dengan senjata presisi tinggi, lapor rt.com.
Baca Juga: Lumba-lumba Militer Rusia Gagal Menjaga Jembatan Kerch, Pasukan Vladimir Putin dalam Bahaya
Moskow juga telah memperingatkan bahwa hal terbaik yang dapat diharapkan oleh tentara bayaran dari negara lain di Ukraina adalah "penjara jangka panjang".
Pada 21 September, Menteri Pertahanan Rusia Sergey Shoigu mengklaim bahwa pasukan Rusia dan milisi republik Donbass telah melenyapkan lebih dari 2.000 tentara bayaran, dengan 1.000 pejuang asing tersisa di jajaran militer Ukraina.***