Serangan Rusia terjadi beberapa hari setelah Jembatan Kerch, yang dibangun setelah Moskow secara paksa merebut Krimea dan menghubungkan semenanjung dengan negara itu, dihantam dan rusak parah.
"Jika aksi terorisme terus berlanjut terhadap Rusia, kami akan merespons dengan cara yang sangat keras," kata Presiden Rusia Vladimir Putin, Senin, tak lama setelah serangan Rusia, menunjuk pada kerusakan yang terjadi di Jembatan Kerch.
Baca Juga: Ngeri! Putin Angkat Kadyrov sebagai Jenderal untuk Mengakhiri Operasi Militer Khusus dengan Cepat
“Tanggapan akan memiliki skala yang sama dengan ancaman terhadap Rusia. Tidak ada yang meragukan hal ini,” tegas Putin.
Militer Ukraina mengatakan Rusia menembakkan 75 rudal ke Ukraina pada Senin pagi, tetapi pertahanannya mampu mencegat lebih dari 40 rudal.
Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky mengatakan serangan baru Rusia, yang juga termasuk drone kamikaze buatan Iran, menyerang infrastruktur energi dan warga sipil.
Pejabat Ukraina mengatakan serangan Rusia di Kyiv merusak Museum Taras Shevchenko, yang didedikasikan untuk penyair nasional Ukraina, dan Museum Seni Khanenko, yang menampung orkestra philharmonic negara itu.
Di Donbas, Rusia terus memberikan prioritas tinggi pada operasi ofensifnya sendiri di dekat kota Bakhmut meskipun ada kemunduran di lokasi lain dan di selatan karena serangan balik Ukraina.
Baca Juga: Momen Mengenaskan bagi Putin Saat Tentara Rusia Kibarkan Bendera Putih Menyerah pada Pasukan Ukraina