Menurut Sumber: Vladimir Putin Aman Berkuasa Saat Ini, tetapi Berisiko di Masa Depan

- 21 Oktober 2022, 08:18 WIB
Presiden Rusia Vladimir Putin menghadiri pertemuan dengan Presiden Azerbaijan Ilham Aliyev di sela-sela KTT ke-6 Konferensi tentang Langkah-langkah Interaksi dan Membangun Kepercayaan di Asia (CICA), di Astana, Kazakhstan 13 Oktober 2022.
Presiden Rusia Vladimir Putin menghadiri pertemuan dengan Presiden Azerbaijan Ilham Aliyev di sela-sela KTT ke-6 Konferensi tentang Langkah-langkah Interaksi dan Membangun Kepercayaan di Asia (CICA), di Astana, Kazakhstan 13 Oktober 2022. /Sputnik/Vyacheslav Prokofyev/Pool

ZONA PRIANGAN - Kekuasaan Vladimir Putin di Rusia tetap kokoh, walaupun ada kemunduran militer di Ukraina, mobilisasi yang gagal, dan pertikaian politik, kata delapan sumber.

Sebagian besar dari mereka mengatakan presiden Rusia berada di salah satu tempat terketat lebih dari dua dekade berkuasa atas Ukraina, di mana pasukan invasinya telah dipukul mundur oleh pasukan Kyiv yang bersenjatakan dari Barat.

Namun sumber tersebut, termasuk diplomat Barat dan pejabat pemerintah saat ini serta mantan pejabat, mengatakan tidak ada ancaman nyata yang terlihat dari lingkaran dalamnya, militer atau dinas intelijen.

Baca Juga: Kapal Pesiar Mewah Milik Oligarki Rusia Alexey Mordashov Meninggalkan Pelabuhan Hong Kong

"Untuk saat ini, Putin tergantung di sana," kata Anthony Brenton, mantan duta besar Inggris untuk Rusia, dikutip ZonaPriangan.com dari Reuters.

Dia mengatakan, berharap Rusia bernegosiasi soal Ukraina, mungkin dengan Amerika, dan kekalahan perang Rusia terus meningkat, yang dikatakan Barat bahwa Rusia kekurangan prajurit, perangkat keras dan bahkan rudal.

Berkuasa sejak 1999, Putin telah melewati banyak krisis dan perang domestik, dan lebih dari sekali menghadapi protes jalanan skala besar, sebelum secara efektif melarang oposisi secara nyata.

Baca Juga: Uni Eropa akan Menambahkan Sanksi Baru terhadap Iran, Buntut dari Serangan Drone Rusia ke Ukraina

"Operasi militer khusus" 70 tahun di Ukraina sejak 24 Februari, bagaimanapun, telah menciptakan kebuntuan Timur-Barat yang paling tegang sejak krisis rudal Kuba 1962 dan memicu sanksi Barat yang paling keras terhadap Rusia," tambahnya.

Halaman:

Editor: Toni Irawan

Sumber: Washington Post Reuters


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x