Survei Gallup: Afghanistan Menjadi Negara Paling Tidak Aman di Dunia, Singapura Negara Paling Aman

- 27 Oktober 2022, 07:53 WIB
Pejuang Taliban merayakan ulang tahun pertama jatuhnya Kabul di sebuah jalan di Kabul, Afghanistan, 15 Agustus 2022.
Pejuang Taliban merayakan ulang tahun pertama jatuhnya Kabul di sebuah jalan di Kabul, Afghanistan, 15 Agustus 2022. /REUTERS/Ali Khara

Sejak Taliban merebut kekuasaan di Kabul tahun lalu, situasi hak asasi manusia telah diperburuk oleh krisis ekonomi, keuangan dan kemanusiaan nasional dalam skala yang belum pernah terjadi sebelumnya.

Aksi teror, pembunuhan, peledakan dan penyerangan telah menjadi hal biasa dengan pelanggaran hak asasi manusia yang tak kunjung reda, melibatkan pembunuhan tak henti-hentinya terhadap warga sipil, penghancuran masjid dan kuil, penyerangan terhadap perempuan, dan memicu teror di wilayah tersebut.

Baca Juga: IAEA Tengah Bersiap untuk Memeriksa Dua Lokasi di Ukraina atas Klaim 'Bom Kotor'

Taliban membongkar sistem untuk menanggapi kekerasan berbasis gender, menciptakan hambatan baru bagi perempuan untuk mengakses perawatan kesehatan, memblokir pekerja bantuan perempuan untuk melakukan pekerjaannya dan menyerang pendemo hak-hak perempuan.

Dengan penarikan pasukan AS dari negara itu, kekerasan skala besar telah dilepaskan, menciptakan ketidakpastian politik di berbagai bagian negara. Setidaknya 59 persen dari populasi membutuhkan bantuan kemanusiaan, meningkat 6 juta orang dibandingkan dengan awal tahun 2021, menurut UNAMA.***

Halaman:

Editor: Toni Irawan

Sumber: Khaama Press Asian News International (ANI)


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x