Dia mengatakan kepada The Guardian: "Bagian kedua dari mobilisasi, sekitar 150.000, memulai kursus pelatihan mereka di kamp yang berbeda."
Para [wamil] melakukan persiapan minimal tiga bulan. Itu berarti mereka mencoba untuk memulai gelombang ofensif berikutnya mungkin di bulan Februari, seperti tahun lalu.
"Itu rencana mereka. Kremlin sedang mencoba mencari solusi baru [untuk] bagaimana mendapatkan kemenangan," ujarnya yang dikutip Express.
Hingga kini, Vladimir Putin tidak menunjukkan tanda-tanda ingin mundur dari konflik, karena dia telah memperoleh rudal dari Iran dan melanjutkan taktik "penggiling daging" Rusia.
Strategi ini melibatkan melemparkan sebanyak mungkin pasukan ke dalam pertempuran dengan harapan bahwa pada akhirnya jumlah yang lebih besar akan mengalahkan Ukraina.***