Australia Menolak Klaim China Atas Laut China Selatan

- 25 Juli 2020, 18:05 WIB
 Karang Fiery Cross di Kepulauan Spratly di Laut China Selatan.*/AP
Karang Fiery Cross di Kepulauan Spratly di Laut China Selatan.*/AP /AP/

ZONA PRIANGAN - Australia telah menyatakan ‘tidak sah’ mengenai klaim teritorial dan maritim China di Laut China Selatan.

Hal ini telah menandai meningkatnya ketegangan baru-baru ini dengan Beijing dan membawa Canberra lebih jauh berpihak dengan Washington.

Deklarasi tersebut, dibuat dan diajukan ke PBB, Kamis lalu, muncul setelah Amerika Serikat mengeras posisinya awal bulan ini, dan menuduh Beijing sebagai ‘Sepenuhnya tidak sah, dalam kampanye menggertak’ untuk mengendalikan Laut China Selatan.

Baca Juga: Taylor Swift Bermain di Hutan, dalam Video Musik ‘Cardigan’ dan Merilis Album Baru

Seperti diberitakan laman theguardian.com, baru-baru ini, pergeseran posisi Australia ini muncul ketika Menteri Luar Negeri Australia, Marise Payne, dan Menteri Pertahanan, Linda Reynolds, bersiap untuk mengunjungi Washington.

Kunjungan minggu depan untuk bertemu dengan Sekretaris Negara AS, Mike Pompeo, dan Sekretaris Pertahanan, Mark Esper, dalam Konsultasi Kementerian Negara Australia–AS (Ausmin) 2020.

Deklarasi Australia ke PBB tersebut mengatakan, ‘Australia menolak klaim China mengenai ‘hak sejarah’ atau ‘hak dan
ketertarikan maritim’ sebagai kemapanan dalam upaya menguasai Laut China Selatan.

Baca Juga: Para Ilmuwan Sedih, Beruang Kutub Akan Hilang pada Tahun 2100

Deklarasi Australia ini sejalan dengan keberatan dan komplain dari Filipina, Vietnam, dan Malaysia bertalian aksi Beijing di Laut China Selatan, dan menolak keabsahan ‘aktivitas membangun pulau’ untuk menciptakan pulau-pulau buatan.

Deklarasi tersebut mengatakan Australia tidak menerima klaim China menguasai Pulau Paracel dan Pulai Spratly, setelah kapal perang Australian berhadapan dengan angkatan laut China di Kepulauan Spratly.

Terjadi awal bulan ini ketika mengambil bagian dalam latihan perang dengan Jepang dan AS di Laut Filipina.

Baca Juga: Foto Permukaan Mars dengan Resolusi Tinggi Jadi Viral

Ketegangan antara Australia dan China meningkat awal tahun ini ketika Australia meminta informasi mengenai penanganan awal Beijing terhadap merebaknya Covid-19.

Sejak itu, China telah mengeluarkan peringatan kepada warganegaranya untuk tidak mengunjungi Australia dengan alasan meningkatnya rasisme.

Pada Juni lalu, juru bicara kementerian luar negeri Zhao Lijian menuduh Australia melakukan spionase massal dan menyalakan api konfrontasi.***

Editor: Didih Hudaya ZP


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah