Sandal Jepit dari Ganggang, Tak Terpakai Langsung Jadi Kompos

- 9 Agustus 2020, 03:35 WIB
PARA peneliti memformulasi busa yang dibuat dari minyak ganggang untuk disesuaikan dengan spesifikasi komersial sandal jepit.*/UCSD
PARA peneliti memformulasi busa yang dibuat dari minyak ganggang untuk disesuaikan dengan spesifikasi komersial sandal jepit.*/UCSD /

ZONA PRIANGAN – Para ilmuwan material telah menciptakan sandal jepit yang mudah terurai yang dibuat dari ganggang atau alga dalam upaya mengurangi jumlah limbah plastik berbahaya memasuki laut.

Para pakar menciptakan busa polyurethane yang terbuat dari minyak ganggang, untuk menyesuaikan dengan spesifikasi komersial sandal dan alas kaki lainnya yang biasanya terbuat dari plastik fleksibel.

Sandal jepit harganya murah dan mudah didapatkan, alas kaki yang paling populer di dunia, biasanya digunakan untuk waktu yang singkat dan dibuang setelah beberapa kali digunakan karena bahannya yang mudah rusak.

Baca Juga: Persaingan Kakak Beradik di Persib Bandung, Ada yang Bersinar, Ada yang Langganan Bangku Cadangan

Sekali dibuang, sandal jepit butuh ratusan tahun untuk terurai, dan bisa masuk ke samudera, membunuh kehidupan laut dan mengotori pasokan air.

Namun busa kelas komersial ini bisa terurai menjadi kompos dan tanah setelah 16 minggu, ini berarti akan terurai dan tidak membahayakan bila terbawa ke laut.

“Umur material seharusnya sebanding dengan umur produknya, kami tidak memerlukan bahan yang tahan hingga 500 tahun untuk produk yang hanya digunakan setahun dua tahun,” kata Stephen Mayfield dari Universitas California San Diego (UCSD).

Baca Juga: Sudah Merasakan Goyangan hingga Menjerit-jerit, Kok Bayarnya Cuma Rp 2.000,00

“Kami memiliki busa kualitas komersial yang bisa terurai di lingkungan alam. Setelah ratusan formulasi, kami akhirnya mencapai satu yang sesuai dengan spesifikasi komersial,” tambahnya, seperti dikutip dailymail.co.uk, belum lama ini.

UCSD bekerjasama dengan perusahaan Algenesis Materials untuk mengembangkan produk polyurethane yang bisa terurai di lingkungan alam ini.

“Kami menggunakan minyak dari ganggang yang diekstrak, untuk membuat apa yang disebut polyol, sekitar setengahnya polyurethane dan setengahnya lagi isocyanate dari minyak bumi,” kata ilmuwan dalam studi tersebut.

Baca Juga: Memasuki Akhir Pekan, Harga Emas Masih Merangkak Naik

“Walaupun isocyanate dibuat dari minyak bumi, tapi masih mudah terurai dan dimakan oleh mikroorganisme saat terurai menjadi molekul.”***

Editor: Parama Ghaly

Sumber: Daily Mail


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x