Kecerdasan Buatan (AI) Kulit Putih Berisiko Memperburuk Ketidaksetaraan Rasial

- 9 Agustus 2020, 21:41 WIB
 Kebanyakan robot superior di film-film adalah orang kulit putih atau dimainkan oleh suara orang kulit putih.*/SKYNEWS
Kebanyakan robot superior di film-film adalah orang kulit putih atau dimainkan oleh suara orang kulit putih.*/SKYNEWS /

ZONA PRIANGAN - Universitas Cambridge, Inggris telah melakukan studi pada kecerdasan buatan (Artificial Intelligent, AI) di masyarakat, termasuk film, pencarian Google, stok gambar, dan suara robot.

Para peneliti mengatakan mesin memiliki identitas rasial yang berbeda dan ini mengekalkan stereotif rasial “dunia nyata”, menurut para peneliti, AI non-abstrak hasil mesin pencari internet biasanya memiliki fitur ras Kaukasia atau kulit putih.

“Kebanyakan suara-suara virtual di dalam peralatan, secara standar berbicara dalam logat kulit putih Inggris kelas menengah, karena gagasan memasukan dialek kulit hitam terlalu kontroversial atau di luar target pasar,” menurut kesimpulan studi tersebut.

Baca Juga: Waspada Suatu Saat Para Penjahat Memanfaatkan Robot untuk Mencuri

Para pakar menganalisis riset dari berbagai bidang, termasuk Interaksi Manusia-Komputer dan Teori Ras Kritis, untuk mempertunjukan bahwa mesin-mesin bisa “dirasialkan”, dan ini dikekalkan.

Ini termasuk kerja robot-robot yang tampak membedakan identitas rasial, sebagai contoh robot-robot kulit hitam menerima lebih banyak menerima perlakuan tidak baik, dan studi menunjukkan bahwa orang merasa lebih dekat kepada agen-agen virtual ketika merasa identitas rasialnya dihargai.

Menurut para ilmuwan dari Universitas Cambridge, seperti fiksi ilmiah, AI telah telah merefleksikan pemikiran ras, mereka menunjuk pada stereotif ras di luar teritori seperti alien “oriental” Ming the Merciless hingga karakter Jar Jar Binks.

Baca Juga: Robot Besar Setinggi 18 meter Sedang Dikembangkan di Jepang

Para peneliti mengatakan AI dipotret sebagai orang kulit putih, karena tidak seperti spesies dari planet lain, AI memiliki atribut yang digunakan untuk membenarkan kolonialisme dan pemisahan di masa lalu.

Dr Stephen Cave mengatakan, “robot-robot yang lebih kuat di film-film adalah orang kulit putih atau dimainkan oleh aktor kulit putih, termasuk Terminator, Blade Runner, Metropolis dan Ex Machina.”

"Android logam atau plastik diberikan fitur kulit putih, seperti dalam film I, Robot, bahkan AI tanpa tubuh, dari HAL 9000 hingga Samantha in Her, memiliki suara kulit putih,” katanya.

Baca Juga: Google Memberikan Trik untuk Membawa Dinosaurus ke Rumah, Begini Caranya

"Hanya saat ini dalam sedikit acara TV seperti Westworld, telah menggunakan karakter AI dengan campuran suara berbagai ras."

Pimpinan peneliti Dr Kanta Dihal memperingatkan bahwa bila demografi AI tidak beranekaragam, ketidaksetaraan ras akan membuat sulit bagi orang bukan kulit putih untuk memajukan bidang teknologi ini.

"Dalam kasus di mana sistem ini dirasialis sebagai kulit putih, bisa memiliki konsekuensi berbahaya untuk manusia,” ujarnya, Dr Dihal menambahkan: "Jika demografi pengembang ini tidak beraneka, AI akan memperburuk ketidaksetaraan rasial.”***

Editor: Didih Hudaya ZP


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x