Pertempuran Bakhmut: Ukraina Pertahankan Jalur Logistik Penting dari Serangan Rusia

- 30 April 2023, 23:03 WIB
Seorang prajurit Ukraina mengendarai kendaraan tempur infanteri BMP-1 di jalan menuju kota garis depan Bakhmut, di tengah serangan Rusia ke Ukraina, di wilayah Donetsk, Ukraina, 21 April 2023.
Seorang prajurit Ukraina mengendarai kendaraan tempur infanteri BMP-1 di jalan menuju kota garis depan Bakhmut, di tengah serangan Rusia ke Ukraina, di wilayah Donetsk, Ukraina, 21 April 2023. /REUTERS/Sofiia Gatilova/File Photo

Yevgeny Prigozhin, pendiri kelompok pasukan bayaran Rusia, Kelompok Wagner, yang sering mengklaim kesuksesan yang tidak dapat diverifikasi, mengatakan bahwa pasukannya telah maju sekitar 100 hingga 150 meter di Bakhmut, meninggalkan kurang dari 3 kilometer persegi kota di tangan Ukraina. Namun, ia mengatakan telah kehilangan 94 tentaranya.

"Jumlah ini akan menjadi lima kali lebih sedikit jika kami memiliki lebih banyak amunisi," ujar Prigozhin dalam pernyataan audio yang diterbitkan pada aplikasi pesan Telegram milik layanannya pada Sabtu malam.

Baca Juga: Pertahanan Militer Rusia di Ukraina: Strategi Terkini yang Membuat Khawatir

Secara terpisah, dalam wawancara video selama hampir 90 menit dengan blogger militer Rusia Semyon Pegov yang diterbitkan pada hari Sabtu, Prigozhin mengancam akan menarik pasukannya dari Bakhmut, mengatakan bahwa mereka hanya memiliki cukup amunisi untuk beberapa hari saja.

"Jika kekurangan amunisi tidak diisi ulang, maka ... kemungkinan besar, kami akan terpaksa menarik sebagian unit," kata Prigozhin, mengutip sebuah surat yang katanya dikirim ke Menteri Pertahanan Rusia Sergei Shoigu, yang memberikan tenggat waktu 28 April.

Tidak segera diketahui kapan wawancara itu direkam.

Baca Juga: Denda Wikimedia Capai 8,4 Juta Rubel karena Konten yang Dilarang di Wikipedia Terkait Militer Rusia

Prigozhin sering mengatakan bahwa angkatan bersenjata reguler tidak memberi anak buahnya amunisi yang mereka butuhkan dan terkadang menuduh para petinggi berkhianat.

"Kita harus berhenti menipu rakyat dan mengatakan kepada mereka bahwa semuanya baik-baik saja," kata Prigozhin dalam wawancara tersebut.

"Saya harus jujur mengatakannya: Rusia berada di ambang bencana".***

Halaman:

Editor: Toni Irawan

Sumber: Reuters


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x