Banjir Mengerikan di Ukraina Selatan: Kisah Sabotase dan Keputusasaan dalam Perang

- 7 Juni 2023, 23:05 WIB
Tim penyelamat mengevakuasi warga setempat dari daerah yang terendam banjir setelah bendungan Nova Kakhovka jebol, di tengah serangan Rusia ke Ukraina, di Kherson, Ukraina 7 Juni 2023.
Tim penyelamat mengevakuasi warga setempat dari daerah yang terendam banjir setelah bendungan Nova Kakhovka jebol, di tengah serangan Rusia ke Ukraina, di Kherson, Ukraina 7 Juni 2023. /REUTERS/Vladyslav Musiienko

Para penduduk menyalahkan bencana ini kepada pasukan Rusia yang mengendalikan bendungan tersebut dari posisi mereka di tepi seberang sungai.

"Mereka membenci kami," kata Reva.

"Mereka ingin menghancurkan bangsa Ukraina dan Ukraina itu sendiri. Dan mereka tidak peduli dengan cara apa karena tidak ada yang suci bagi mereka".

Baca Juga: Perdebatan Memanas: Rusia Klaim Gagalkan Serangan Balik Ukraina

Rusia memberlakukan keadaan darurat di bagian provinsi Kherson yang mereka kuasai, di mana banyak kota dan desa berada di dataran rendah di bawah bendungan.

Para penduduk di sana telah memberi tahu Reuters melalui telepon bahwa pasukan Rusia yang berpatroli di jalanan dengan menggunakan sepatu karet sedang mengancam warga sipil yang mendekat.

Sebuah kebun binatang di pinggir sungai di sisi Rusia terendam banjir, membunuh semua hewan yang ada di dalamnya, kata staf kebun binatang tersebut.

Baca Juga: Krisis Banjir di Kherson: Siapa yang Bertanggung Jawab? Rusia atau Ukraina?

Akibat bencana ini akan terasa selama beberapa dekade di selatan Ukraina. Waduk yang besar di belakang bendungan ini adalah salah satu fitur geografis utama Ukraina, dan airnya mengairi sebagian besar lahan pertanian di salah satu negara penghasil gandum terbesar di dunia, termasuk Krimea yang direbut Rusia pada tahun 2014.

Banjir ini "akan memiliki konsekuensi serius dan jangka panjang bagi ribuan orang di selatan Ukraina di kedua sisi garis depan, karena kehilangan rumah, makanan, air bersih, dan mata pencaharian," kata Kepala Bantuan PBB, Martin Griffiths, kepada Dewan Keamanan.

Halaman:

Editor: Toni Irawan

Sumber: Reuters


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x