ZONA PRIANGAN - Para pemimpin Afrika mendesak Presiden Rusia, Vladimir Putin, pada Jumat untuk meneruskan rencana perdamaian mereka guna mengakhiri perang di Ukraina dan memperbaharui kesepakatan ekspor gandum Ukraina yang dibatalkan oleh Moskow pekan lalu.
Meskipun tidak secara langsung mengkritik Rusia, campur tangan mereka pada hari kedua pertemuan puncak dengan Putin menjadi pengingat tajam bagi beliau mengenai kedalaman kekhawatiran Afrika terhadap konsekuensi perang tersebut, terutama terkait harga pangan.
"Inisiatif perdamaian Afrika pantas mendapat perhatian penuh, jangan dianggap remeh," kata Presiden Republik Kongo, Denis Sassou Nguesso, kepada Putin dan para pemimpin Afrika lainnya di St. Petersburg, dikutip ZonaPriangan.com dari Reuters.
"Kami sekali lagi mendesak untuk mengembalikan perdamaian di Eropa," katanya melalui penerjemah.
Presiden Mesir, Abdel Fattah al-Sisi, mendesak Rusia untuk menghidupkan kembali kesepakatan gandum Laut Hitam yang sebelumnya memungkinkan Ukraina mengekspor gandum melalui pelabuhan lautnya meskipun ada perang.
Sisi, yang negaranya merupakan pembeli utama gandum melalui jalur Laut Hitam, mengatakan bahwa "penting untuk mencapai kesepakatan" guna menghidupkan kembali kesepakatan tersebut.
Baca Juga: Dibalik Layar Pemberontakan Wagner: Kelemahan Putin Terkuak dalam Tantangan Baru
Putin menanggapi dengan berargumen, seperti yang pernah dilakukannya sebelumnya, bahwa kenaikan harga pangan dunia adalah konsekuensi dari kesalahan kebijakan Barat yang sudah lama terjadi sebelum perang di Ukraina.