ZONA PRIANGAN - Warga Rusia (kaum agraris) pada malam Natal menjalankan ritual pagan dan tradisi Kristen.
Dan ini yang perlu dicatat, pada malam Natal, tradisi puasanya paling ketat: dilarang makan sampai munculnya bintang di langit.
Makanannya untuk berbuka juga sederhana, bubur jawawut (semacam sereal).
Baca Juga: Ciuman dengan Hidung Basah Pertanda Sudah Suka dan Makin Sayang, Jangan Lepaskan!
Tradisi ini merujuk kepada Bintang Betlehem yang menanyakan lahirnya Yesus Kristus.
Untuk mengingat hadiah-hadiah yang dibawa para gembala ke palungan tempat Yesus dilahirkan, beberapa bubur dan biji-bijian yang direndam ditinggalkan di jerami di bawah lambang-lambang keagamaan di rumah.
Tradisi lain yang terkait Natal adalah pemberian sedekah. Ini telah berlangsung berabad-abad dan melibatkan orang-orang dari semua kalangan, dari Tsar dan bangsawan.
Baca Juga: Begini Cara Menguji Sahabat, Apakah Dia Mulai Mencintaimu atau Cuma Sekadar Teman Dekat
Pada abad ke-16-17, setiap malam Natal Sang Tsar mengunjungi penjara dan rumah-rumah penampungan untuk memberikan sedekah kepada para penghuninya.
Mengetahui Tsar akan lewat dan membagi-bagikan uang, para pengemis dari berbagai penjuru berkumpul di Moskow.
Dikutip zonapriangan dari indonesia.mid.ru, kebaktian Natal di gereja-gereja Ortodoks Rusia dimulai malam hari dan berlangsung sampai dini hari.
Baca Juga: Penderita Batuk Sering Dicurigai Terpapar Covid-19, Buruan Ambil Langkah Ini untuk Penyembuhan
Ketika selesai, jemaat berkumpul untuk pesta makan dengan keluarga dan teman-teman mereka.
Sepanjang hari, rumah-rumah penduduk terbuka untuk tamu khusus yang tak diundang tapi tetap disambut, yaitu penyanyi kidung-kidung Natal.
Kidung Natal memang selalu sangat populer di Rusia. Kidung-kidung itu dimaksudkan merayakan kelahiran Kristus serta mengharap kebahagiaan dan kemakmuran bagi tuan rumah.
Baca Juga: Musim Hujan Virus Mudah Menyebar dan Menular, Cobalah Beberapa Minuman Ini untuk Redakan Flu
Sebagai imbalannya, si tuan rumah – tergantung pada seberapa banyak dia mampu – akan menghadiahi penyanyi kidung dengan uang atau dengan pai buatan sendiri.
Bahkan Peter Sang Agung pernah menemani penyanyi kidung Natal ke rumah-rumah bangsawan dan pedagang untuk merayakan Kristus pada Hari Natal.
Perayaan Natal berlangsung 12 hari, dikenal secara kolektif sebagai Yuletide (musim Natal), sampai hari raya gereja besar berikutnya, Epifani.***