ZONA PRIANGAN - Mimar Sinan, salah seorang arsitek besar dari era Turki Usmani (Ottoman), dikenal dengan konsep terbaik dalam struktur bangunan.
Dengan gempa bumi yang sering melanda Turki, orang pasti bertanya-tanya, bagaimana struktur tua buatannya masih tetap utuh?
Jawabannya terletak pada teknik yang dia gunakan. Sinan lahir di Anatolia tengah pada 1490-an.
Baca Juga: Hagia Sophia Terbuka Jadi Masjid Lagi, Reaksi Internasional Bermunculan
Silsilahnya masih menjadi perdebatan, beberapa cendekiawan yakin ia berkebangsaan Yunani, beberapa mengatakan ia orang Armenia, dan yang lain percaya ia seorang Kristen Turki. Namun, mereka sepakat faktanya ia telah masuk Islam.
Sinan bertempat tinggal di Istanbul, yang dikenal sebagai Konstantinopel, sebelum Turki Usmani mengambil alih kekaisaran Bizantium.
Istanbul berlokasi di zona tinggi gempa bumi aktif. Namun, berbagai struktur di atasnya telah bertahan dari gempa karena upaya Sinan yang merancangnya.
Datang dari keluarga tukang batu dan kayu, Sinan, juga, tertarik dalam struktur bangunan.
Ia mengabdikan seluruh hidup dan keterampilannya kepada keluarga kerajaan Ottoman, khususnya Sultan Sulaeman I sebagai petugas konstruksi.
Setelah Ottoman mengambil alih Konstantinopel, gereja besarnya diubah menjadi sebuah mesjid Hagia Sophia.
Sinan kemudian memperkuat strukturnya untuk meyakinkan kubahnya berdiri kokoh.
Kubah besar Hagia Sophia pernah runtuh setelah konstruksi pertamanya dan memerlukan beberapa renovasi lagi karena runtuh beberapa bagian dalam periode pra-Ottoman dan setelahnya.
"Kami tidak melihat perbaikan dalam jangka waktu lama pada bangunan ini. Alasan utamanya adalah arsitek Sinan,” kata Yasin Karabacak, peneliti Hagia Sophia, seperti dilansir Indiatimes.com.
Sinan telah membuat lebih dari 300 struktur dalam 40 tahun karier panjangnya. Beberapa dari arsitektur mengagumkan yang diketahui adalah Masjid Sulaeman I, Masjid Sehzade, dan Masjid Selum di Edrine.
Sinan menggunakan adukan khusus yang dikenal sebagai adukan Horasan, yang terdiri atas campuran kapur, tanah liat, pasir, telur burung unta dan bawang.
Setelah meletakkan fondasinya, ia akan meninggalkannya paling tidak satu tahun agar Bumi bisa beradaptasi dengan struktur di atasnya.
Baca Juga: Ini Keajaiban Masjid Al Amin Desa Kinahrejo Kabupaten Sleman Saat Gunung Merapi Meletus Tahun 2010
Ia juga akan menyisipkan bahan-bahan penghisap yang memungkinkan kejutan dari gempa bumi bisa diredam. Sebuah teknik yang digunakan di Jepang dengan isolator gempa seratus tahun setelah ditemukan Sinan.
Sinan juga menggunakan tiang-tiang berputar untuk memeriksa apakah struktur tersebut terus menerus rusak. Dalam hal tidak ada kerusakan, tiang tidak akan berputar.
Sinan juga memperkuat struktur bangunan lainnya sehingga tidak rubuh apa yang telah dibangun.
Ia akan mengubah beban fondasinya menggunakan bingkai dan tembok sisi. Beban kubah akan tertumpu kepada pilar-pilar lewat sebuah lengkungan.
Dalam Hagia Shopia, ia menambahkan blok-blok penunjang dan menara untuk mencegah dari keruntuhan.
Sinan juga secara hati-hati meletakkan pipa-pipa drainase untuk melindungi fondasi dari kelembaban.
Baca Juga: Masjid Lumpur Muncul Kembali di Irak Setelah Terkubur Tahun 679 Masehi
Upaya-upaya Sinan untuk memperbaiki setiap bagian struktur secara hat-hati membuat struktur-struktur besar masih bertahan seiring waktu.***