[CERPEN] Sepeda untuk Gaby

11 Oktober 2020, 10:15 WIB
Ilustrasi gajah turut berparade./Pixabay /

ZONA PRIANGAN - Beberapa hari belakangan ini, suasana hutan mendadak ramai. Semua tampak sibuk belajar sepeda. Mulai dari Cici Kelinci, Ruru Kanguru, dan Poki Perkutut belajar mengayuh, terjatuh, dan terus mencoba lagi.

Moni, monyet ekor panjang yang sudah mahir bersepeda sangat bersemangat mengajarkan teman-temannya.

“Moni, ayo ajarkan aku dulu dong. Jangan Cici kelinci saja yang kau ajarkan,” ujar Ruru Kanguru.

Baca Juga: Sebuah Kisah Menarik Tentang Tuhan, Tragedi Telur, dan Ketiadaan

Semangat Moni melatih teman-temannya yang belum bisa bersepeda akhirnya berhasil. Sekitar seminggu berlatih, hampir semua teman-teman Moni sudah mampu mengayuh sepeda dengan lancar. Mereka pun sepakat untuk ikut serta dalam parade sepeda hias.

“Bulan depan kita semua bisa ikutan parade sepeda hias. Kita harus menang!” Moni memberi semangat diiringi gemuruh sorak-sorai teman-temannya.

Tapi ternyata, Gaby si Gajah terlihat sedih. Wajahnya murung.

“Hai, Gaby. Kenapa kamu bersedih?” tanya Moni.

Baca Juga: Disentuh BOB, Kymco Like 150i Limited Edition, Tampil Elegan dengan Gaya Trecoloredizione

Gaby tidak menjawab. Ia hanya meneteskan air mata. Moni pun mulai menebak-nebak.

“Apakah kamu bersedih karena festival ini?” tanya Moni penasaran.

“Iya Moni. Aku ingin sekali ikut parade. Tapi...,” suara Gaby terhenti.

“Tapi apa, Gab? Kamu bisa ikutan koq. Kamu kan sudah pandai bersepeda,” ajak Moni.

Baca Juga: Hebohkan IMX 2020, Suzuki XL7 Modifikasi Hadir dengan Tampilan SUV Tergagah

“Tapi, sepedaku tidak bisa dipakai lagi karena tak kuat menahan beban tubuhku yang berat,” jelas Gaby.

Gaby memperlihatkan sepedanya yang rusak.

“Coba lihat! Rodanya tinggal satu, rantainya pun sudah putus,” kata Gaby dan suara tangisnya makin keras.

“Jangan khawatir Gab, kita bisa memperbaiki ini bersama-sama. Kamu jangan bersedih. Masih ada waktu sebulan lagi untuk memperbaiki sepedamu,” ujar Moni memberi semangat.

Baca Juga: Dijual! Rumah Sang Pembunuh Berantai, Buffalo Bill, Silence of the Lambs

Moni menyampaikan keadaan Gaby kepada teman-temannya.

“Wah, kalau memperbaiki sepeda kita pasti bisa, tapi untuk mengganti rodanya bagaimana? Di mana lagi kita mendapatkannya? Sekarang sudah jarang manusia yang lewat ke hutan ini,” ujar Poki.

Moni mengangguk membenarkan Poki. Tapi Moni tidak ingin melihat Gaby terus bersedih.

Keesokan harinya seperti biasa, Moni pergi mencari makan. Ia mencari pisang kegemarannya. Di tengah jalan, Moni melihat seorang bapak tua yang tampak kesusahan memanjat pohon kelapa. Moni pun datang mendekati.

Baca Juga: Luar Biasa! Remaja AS Berhasil Membangun Reaktor Fusi Nuklir Skala Rumahan

“Selamat siang, aku Moni. Apakah kau ingin memetik kelapa?” tanya Moni.

“Betul, Moni. Tapi rasanya susah sekali, karena kaki kiriku sakit akibat terkilir kemarin,” ujar si bapak.

“Jangan khawatir, aku akan membantu,” kata Moni sambil memanjat pohon kelapa.

Dengan mudah Moni menjatuhkan banyak buah kelapa.

Baca Juga: Daftar Pemain Bintang Manchester United yang Dibajak Real Madrid, Paul Pogba Menyusul?

“Terima kasih, Moni. Aku bisa dapat banyak uang jika menjualnya ke pasar. Tapi aku bingung bagaimana cara mengangkut kelapa sebanyak ini. Gerobakku rusak, sudah tak bisa dipakai lagi,” ujarnya sedih.

Ketika Moni melihat gerobak itu, ia pun tersenyum lebar. Moni menemukan ide cemerlang.

“Bolehkah aku mengajak teman-temanku untuk memperbaiki gerobakmu?” tanya Moni.

“Tentu saja. Tapi aku tak yakin gerobak ini bisa diperbaiki,“ katanya sedih.

Baca Juga: IGD RSUD Cideres Majalengka Ditutup, Menyusul Sejumlah Perawat Positif Covid-19

“Tenang saja. Aku ada ide,” ujar Moni bersemangat.

Dihadapan teman-temannya, Moni bercerita bahwa ia sudah menemukan roda pengganti untuk sepeda Gaby. Moni juga menyampaikan idenya untuk membantu bapak tua tersebut mengangkut kelapa.

Cici, Ruru, Poki, dan Moni bergotong-royong memperbaiki sepeda Gaby. Mereka berhasil memodifikasi sepeda Gaby menjadi sepeda roda tiga dilengkapi dengan sebuah gerobak besar yang kuat dan memiliki banyak fungsi.

“Gaby, lihat ini sepeda barumu!“ ujar teman-temannya.

Baca Juga: Black Mamba, Jersey Keramat LA Lakers Edisi Kobe Bryant yang Belum Pernah Terkalahkan Sejak Play Off

“Gaby menangis haru. Ia bahagia sekali karena sekarang punya sepeda lagi. Ia sangat bersyukur memiliki teman-teman yang kreatif dan suka menolong.

“Gerobak di belakang sepeda ini akan mampu menampung kelapa-kelapa itu. Jadi kita bisa membantu bapak tua mengangkut kelapa-kelapanya ke pasar,” ujar Moni disambut sorak-sorai teman-temannya.

Satu bulan kemudian, seluruh penghuni hutan memeriahkan parade sepeda hias. Semua bersuka cita menghias sepedanya masing-masing, tak terkecuali Gaby.

Baca Juga: Hasil Game 5 Final NBA 2020, Miami Heat Paksa LA Lakers Menyerah dengan skor 111-108

Gaby menjadi juara terfavorit karena sepedanya yang unik dan hiasannya yang menarik.

Saat menyampaikan pidato kemenangan, Gaby berkata bahwa ini bukan kemenangannya, melainkan kemenangan semua teman-temannya.

“Berkat kebaikan, kerjasama, dan kreativitas dari semua teman-teman, kita bisa memenangkan parade ini. Terima kasih Cici, Ruru, Poki, dan Moni kebanggaan kita semua” kata Gaby tersenyum haru.***

*) Sebuah cerita pendek (cerpen) anak karya Muthia Razella untuk menumbuhkan semangat berkreasi.

Muthia Razella tinggal di Pondok Pucung - Karang Tengah, Kota Tangerang 15159
Imel : queencantix@gmail.com
IG : @southpearl21

Editor: Didih Hudaya ZP

Tags

Terkini

Terpopuler