Gulchehra Hoja, Wanita Pertama yang Berhijab Tampil Sebagai Pembaca Berita Televisi Amerika Serikat

- 19 April 2022, 16:07 WIB
"Muslim Reporters' Stories on Celebrating Ramadhan and Diversity in the US" yang diadakan secara virtual.*
"Muslim Reporters' Stories on Celebrating Ramadhan and Diversity in the US" yang diadakan secara virtual.* /Kedubes AS/

ZONA PRIANGAN - Menyambut Ramadhan, umat Muslim di Amerika Serikat menjalankan ibadah puasa dengan suka cita.

Kendati menjadi golongan minoritas, umat Muslim di Amerika Serikat tetap melaksanakan puasa secara khusyu.

Kegembiraan menyambut Ramadhan, disampaikan pula oleh tiga jurnalis Muslimah pada "Muslim Reporters' Stories on Celebrating Ramadhan and Diversity in the US" yang diadakan secara virtual.

Baca Juga: Berhubungan Intim Siang Hari di Bulan Ramadhan, Tidak Hanya Membatalkan Puasa tapi Ini Kifaratnya

Program yang digagas Kedutaan Besar AS ini menampilkan reporter Muslim Uighur untuk Radio Free Asia di Washington DC Gulchehra Hoja, reporter komunitas Muslim yang berbasis di Boston Aysha Khan, dan reporterVOA di Washington DC Dhania Iman.

Mereka berbagi kisah tentang menjadi Muslim di AS dan bagaimana media tempat mereka bekerja untuk mendukung sesama umat Muslim.

Gulchehra Hoja menyebutkan, lebih dari 25 tahun dia menjadi jurnalis di AS. Menurut Hoja, dia merupakan perempuan berhijab pertama yang menjadi pembaca berita di televisi.

Baca Juga: Ada Tingkatan dalam Menjalankan Ibadah Puasa Ramadhan, Kira-kira Kita Masuk Kelas yang Mana Ya?

"Seperti umat Muslim yang lain, saya senang merayakan Ramadhan di AS. Namun, memang tidak semua umat Muslim di dunia seberuntung kami di AS, karena banyak yang harus menghadapi konflik," ungkap Hoja.

Hoja mengatakan, jurnalis Muslim di AS punya tugas ekstra. Selain memberitakan tentang situasi terkini, mereka juga memiliki misi untuk mengenalkan agama Islam.

"Di sini, Ramadhan menjadi momen suka cita untuk semua, bahkan yang non-Muslim. Bulan Ramadhan artinya saatnya berbagi. Komunitas Muslim di sini tidak pernah pilih-pilih. Siapa pun bahkan yang non-Muslim bisa turut merasakan makanan berbuka puasa," ucap Hoja.

Baca Juga: Ada Proses Autolisis Selama Menjalankan Ibadah Puasa Ramadan, Semua Sel Mati Akan Terbuang

Hal ini dibenarkan Aysha Khan yang sudah lima tahun menjadi jurnalis. Aysha mengungkapkan, komunitas Muslim di AS terus bertahan untuk membangun komunitas.

Selama pandemi, bagaimana mereka bertahan menjadi pertanyaan yang selalu datang. Akan tetapi, kata Aysha, mereka tetap bisa membangun komunitas dan menjalankan ibadah dengan maksimal.

"Saya senang melihat banyak transformasi yang baik bagi masyarakat Muslim di sini. Banyak keluarga yang membangun replika masjid di rumah agar tetap memiliki koneksi dengan rumah ibadah selama pandemi," ujarnya.

Baca Juga: Berlebihan Suplemen Vitamin E Bisa Berbahaya bagi yang Menjalankan Puasa Ramadan

"Banyak juga masjid di komunitas yang memiliki pengeras suara untuk menyuarakan adzan," kata Aysha.

Menurut Aysha, bekerja menjadi jurnalis memberi banyak pengalaman dan bisa turut bersuara untuk mendukung komunitas Muslim di AS.

Dia mengaku sempat heran, karena banyak warga non-Muslim yang kerap datang saat berbuka puasa. Hal ini, kata Aysha, tak terlepas dari peran media massa.

Baca Juga: 6 Perkara yang Bisa Menghilangkan Pahala Puasa, Nomor Dua Biasanya Sering Dilakukan Ibu-ibu

"Kalau bersama keluarga, masa ngabuburit adalah yang paling menyenangkan. Soalnya, semua sibuk di dapur, menyiapkan makanan kesukaan," tutur Aysha.

Jurnalis VOA Dhania Iman menyebutkan, selama Ramadan, VOA memiliki jadwal khusus melakukan peliputan. Misalnya tayangan feature tentang masjid, makanan halal, berbuka puasa di Gedung Putih, dan cerita masyarakat Muslim di AS.

Dhania menyebutkan, komunitas Muslim di AS cukup banyak. Tak heran jika kemudian banyak musala dan masjid yang dibangun. Begitu juga kedai makanan halal.

Baca Juga: Puasa Ramadan Hukumnya Wajib, Kecuali untuk 5 Orang Golongan Ini

"Sekarang tidak sulit mencari masjid atau musala di AS. Di bulan Ramadan seperti sekarang saat berbuka puasa adalah masa yang paling ramai. Semua orang bisa datang untuk mencicipi takjil," ujar Dhania.***

Editor: Parama Ghaly

Sumber: Kedubes AS


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah