“Silahkan siapa saja yang pengen istirahat melepas lelah bila dalam perjalanan istirahat dulu di masjid Alfalah,” ucapnya.
Berdasarkan data yang dihimpun Zona Priangan, Masjid Raya Al-Falah pertama kali didirikan di atas tanah pemberian dari PG Mojo Sragen pada tahun 1956.
Takmir masjid yang ditunjuk saat itu adalah para aktivis Muhammadiyah Sragen yang kemudian menamai masjid dengan sebutan Masjid Al-Ittihad.
Baca Juga: Liga 1 2020 Belum Jelas, Ini Kata Gelandang Persib Bandung Kim Jeffrey Kurniawan
Pada tahun 1960-an Masjid Raya Al-Falah diajukan pada lomba manajemen masjid tingkat provinsi oleh Pemerintah Kabupaten Sragen, sehingga kepemilikan tanah masjid dibalik nama menjadi milik Pemerintah Daerah Kabupaten Sragen.
Tahun 2000 lewat SK Bupati H.R Bawono memutuskan, bahwa pemakmuran Masjid Raya Al-Falah diberikan kepada Pimpinan Daerah Muhammadiyah (PDM) Sragen selaku penanggung jawab pemakmuran masjid, SK tersebut menunjuk Drs. H. Sauman sebagai ketua takmir.
Pada Tahun 2015 terjadi pembaruan SK Takmir Masjid Raya Al-Falah Sragen kepada Kusnadi Ikhwani, S.P., sebagai ketua takmir dan didukung oleh tokoh muda Muhammadiyah yang mencintai masjid.
Baca Juga: Inilah 9 Waktu Mustajab Doa Bakal Dikabulkan Allah
Masjid Raya Al-Falah Sragen memiliki kurang lebih 16 Karyawan yang digaji secara profesional. Karyawan tersebut terdiri atas petugas keamanan 5 personil, petugas kebersihan 6 personil, dan Brigade Bersih Masjid 5 Personil. Semua karyawan tersebut digaji setara UMK.
Banyaknya kegiatan yang berjalan di Masjid Raya Al-Falah Sragen inilah yang membuat masjid ini tak pernah sepi. Meski di luar Bulan Ramadan, jemaah salatnya selalu ramai.