Nahdlatul Ulama Sambut Baik Rencana Kapolri Rekrut Calon Polisi dari Pesantren

29 Januari 2021, 09:12 WIB
PARA santri punya kesempatan yang besar untuk direkrut jadi calon polisi.* /Dok. zonapriangan.com/

ZONA PRIANGAN - Polisi harus dekat dengan masyarakat, termasuk dengan warga Nahdlatul Ulama (NU).

Hal itu ditegaskan Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo saat sowan ke Kantor Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU), Kamis 28 Januari 2021.

Kunjungan Kapolri disambut langsung Ketua  Pengurus Besar Nahdlatul Ulama, KH Said Aqil Siradj.

Baca Juga: Warga Bandung Keluhkan Suhu Dingin, Ternyata Ini Penyebabnya

Pada saat yang sama, Listyo Sigit juga meminta warga Nahdlatul Ulama jangan segan-segan membantu polisi.

Pemikiran dari warga Nahdlatul Ulama sangat diharapkan untuk membekali polisi yang humanis dan mengayomi masyarakat.

Listyo Sigit tidak membenarkan jika ada anggota polisi bertindak arogan atau tidak mau bertemu dengan warga Nahdlatul Ulama.

Baca Juga: Sanggup Mengucapkan Bacaan Ini Sebanyak 300 Kali, Terhapus Semua Dosa Baik Kecil Maupun Besar

"Kalau ada polisi tidak mau bertemu dengan warga NU, sama saja tidak menghormati saya. Saya saja sowan ke PB NU," ucap Listyo Sigit.

Ia pun mempersilakan warga NU di daerah untuk berkoordinasi dengan Kapolda, Kapolres, dan Kapolsek di setiap wilayah.

Utamanya untuk bekerja sama saling menjaga keamanan dan ketertiban masyarakat (kamtibmas).

Baca Juga: Membaca 11 Kali Surat Al Ikhlas, Seharian Tidak Akan Terbujuk Godaan Setan

“Karena saya yakin banyak program yang bisa dikerjasamakan untuk upaya pemeliharan Kamtibmas (keamanan dan ketertiban masyarakat)," ungkapnya.

Sebagaimana dieritakan galamedianews.com sebelumnya dalam artikel "Polisi Enggan Sowan ke Warga NU, Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo: Itu Sama Saja Tak Hormati Saya".

"Nanti kalau ada yang tidak mau menemui tinggal laporkan saja ke Kadiv Propam (Kepala Divisi Profesi dan Pengamanan) Mabes Polri,” tambah Sigit.

Baca Juga: Ada Tujuh Perkara yang Bisa Menerangi Kegelapan Alam Kubur, Umat Muslim Perlu Tahu

“Kadiv Propam itu polisinya polisi. Jadi kalau masyarakat takutnya sama Reserse, kalau polisi takutnya sama Kadiv Propam (Brigjen Fredy Sambo),” jelas Sigit dengan nada guyon, saat Kiai Said bertanya soal kepanjangan dan tugas Kadiv Propam.

Listyo Sigit Prabowo memang dikenal kerap bersilaturahim dengan Nahdliyin maupun pengurus NU.

Seperti ketika usai dilantik sebagai Kapolda Banten, ia sowan ke PWNU Banten.

Baca Juga: Benar Loh Ada Keturunan Nabi Muhammad SAW di Indonesia, Ini Daftar Namanya

Bahkan meskipun menjadi Kapolda, Listyo Sigit tak segan untuk menghadiri pelantikan pengurus NU di tingkat cabang atau PCNU.

Misal ketika menghadiri pelantikan pengurus PCNU Serang, Banten.

Listyo Sigit mengatakan, program Pemulihan Ekonomi Nasional (PEN) diperlukan adanya sinergi antara umara (pemerintah), ulama, dan tokoh masyarakat.

Baca Juga: Hanya di Negara Ini Penduduknya Beragama Islam 100 Persen, Bukan Arab Saudi Loh!

Hal tersebut bertujuan untuk menciptakan dan menjaga stabilitas kamtibmas.

“Sebab faktor kunci utama supaya pertumbuhan ekonomi bisa berjalan jika kamtibmas bisa terjaga dan itu hanya bisa dilakukan dengan bersinergi,” bebernya.

Sigit pun berharap, anggota-anggota kepolisian di seluruh Indonesia diisi oleh orang-orang yang ahli dan paham ilmu agama.

Baca Juga: Negara Islam Mulai Mau Latihan Perang Bersama Israel, Palestina Merasa Dikhianati

Ia akan menyambut dengan gembira jika anggotanya terpilih dari lulusan madrasah dan pesantren.

Terlebih, lanjutnya, apabila di daerah-daerah yang terpilih sebagai anggota polisi adalah putra dari tokoh kiai dan ulama setempat.

“Sehingga pada saat direkrut dan kelak menjadi polisi yang mengabdi, tentu pasti akan disegani,” katanya.

Baca Juga: Erdogan Kecam 4 Negara Muslim Jalin Hubungan dengan Israel, Indonesia Target Berikutnya

Anggota polisi yang seperti itu diyakini bisa menjadi polisi yang dihormati dan disayangi masyarakat.

Sebab mampu menguasai agama, sehingga ketika bicara maka masyarakat akan dengan sendirinya memahami tanpa polisi harus menggunakan pistol.

“Ke depan seperti itu. Kita ingin polisi bisa tegas tapi humanis, tanpa menggunakan kekuatan yang kita miliki, sehingga masyarakat bisa memahami pada saat kita memberi pemahaman,” katanya.

Baca Juga: Israel Siapkan Pasukan Khusus, Rencanakan Operasi Melawan Iran

Sementara itu, Ketua Umum PBNU KH Said Aqil Siradj menyambut baik rencana ke depan Kapolri yang akan merekrut anggota kepolisian dari lulusan madrasah, pesantren, dan menguasai ilmu agama dengan kemampuan membaca kitab kuning.

Menurut Kiai Said, ajakan Kapolri tentang kewajiban anggota polisi untuk baca kitab kuning itu adalah sebuah upaya untuk mempertahankan budaya.

Sebab Indonesia adalah negara yang memiliki peradaban, khazanah, kebudayaan, dan kekayaan yang luar biasa.

Baca Juga: Jangan Anggap Remeh Tangan Sering Kesemutan, Itu Sebagai Salah Satu Tanda Penyakit Berbahaya

“Termasuk soal kitab kuning itu yang secara turun-temurun dan dilestarikan oleh para walisongo dan para ulama. Maka budaya harus kita jadikan sebagai infrastruktur agama. Di atas infrastruktur budaya itu ada agama,” tegas Kiai Said.

“Dengan begitu, agamanya kuat dan budayanya akan menjadi langgeng,” pungkasnya.***(Dicky Aditya/Galamedianes.com)

Editor: Parama Ghaly

Sumber: Galamedia News

Tags

Terkini

Terpopuler