ZONA PRIANGAN – Hari Rabu 17 Agustus 2022, rakyat Indonesia merayakan hari ulang tahunnya yang ke-77, ulang tahun Kemerdekaan Indonesia.
Proklamasi Kemerdekaan Indonesia digaungkan pertama kali dari sebuah rumah yang terletak di Jalan Pegangsaan Timur No. 56, Jakarta.
Momen sangat bersejarah ini selalu diingat oleh seluruh rakyat Indonesia. Yaitu pembacaan teks Proklamasi yang dilakukan di sebuah rumah di Jalan Pegangsaan Timur No. 56, Jakarta, pada Jumat 17 Agustus 1945, pukul 10.00 WIB.
Baca Juga: Jempol Kanan Sering Kedutan Itu Pertanda Ada Rezeki atau Kabar Baik
Namun banyak yang belum tahu dan nyaris terlupakan, bahwa rumah yang terletak di Jalan Pegangsaan Timur No. 56 tersebut milik siapa.
Dikutip Zona Priangan dari Syiart Channel youtube mengenai kajian Islam, Ustadz Adi Hidayat mengungkap tentang siapa pemilik rumah di Jalan Pegangsaan Timur No. 56 itu.
“Kalau jalan saja, semua juga ada, tapi nomor adalah mempunyai kedudukan yang penting. Jalan Pegangsaan Timur No. 56 adalah tempat di mana teks proklamasi dibacakan,” kata Ustadz Adi Hidayat.
Baca Juga: Lelaki dengan 5 Weton Ini Bakal Banjir Rezeki
Ia mengungkapkan, bahwa pemilik rumah di Jalan Pegangsaan Timur No. 56, Jakarta, itu adalah milik seorang pengusaha Muslim.
“Ternyata rumah di Jalan Pegangsaan Timur No. 56, Jakarta itu adalah milik seorang pengusaha Muslim keturunanan Yaman yang sangat cinta dengan Negara Kesaturan Republik Indonesia.
Namanya adalah Syekh Faradz Bin Marta,” ujar Ustadz Adi Hidayat.
Baca Juga: Pertahanan Rusia Jebol, Krimea Kembali Diguncang Ledakan, Drone Kamikaze Hantam Gudang Amunisi
Syekh Faradz Bin Marta, seperti dituturkan ustadz kondang ini, sengaja mewakafkan rumahnya hanya untuk pembacaan teks Proklamasi Kemerdekaan Indonesia.
Lebih lanjut, Ustadz Adi Hidayat menceritakan bahwa Ir Soekarno tiba di rumah nomor 56 itu dalam keadaan lemas.
Ada penyakit dalam tubuh Soekarno. Kemudian pengusaha Muslim tersebut memberi madu Yaman kepada sang proklamator.
Baca Juga: Danau Setupatok, Tempat yang Indah namun Penuh Misteri
"Alhasil, siangnya beliau sudah fresh dengan tubuh yang sehat, maka dengan didampingi Bung Hatta, dibacakanlah Proklamasi Kemerdekaan Indonesia,“ ungkapnya.
Jadi Proklamasi 17 Agustus tak lepas dari saham besar para ulama dan santrinya. Buktinya sangat dikenal seruan takbir Allahu Akbar dari Bung Tomo dalam Pertempuran Surabaya yang heroik itu.***