PLN Teratas di Asia Selatan dan Tenggara, Dukung Transisi Menuju Ekonomi Rendah Karbon

11 Juli 2020, 13:58 WIB
PETUGAS PLN saat cek jaringan listrik.* /DOK. PLN /

ZONA PRIANGAN - PLN berhasil menjadi perusahaan dengan peringkat tertinggi di Asia Selatan dan Tenggara sebagai perusahaan kunci yang akan menentukan kesuksesan tranformasi sistem energi dan dekarbonisasi berdasarkan hasil penilaian yang dilakukan oleh World Benchmarking Alliance (WBA).

Hasil tersebut disampaikan pada acara launching the Electric Utilities Benchmark yang dilaksanakan secara daring, Senin 6 Juli 2020.

Direktur Human Capital dan Management PLN, Syofvi F. Roekman, mengatakan, PLN terpilih menjadi satu dari 50 perusahaan kelistrikan di dunia.

Baca Juga: Penggeledahan oleh KPK di Banjar Berlanjut ke Rumah Seorang Kontraktor

"Kelimapuluh perusahaan tersebut terpilih dari 450 perusahaan energi dunia yang dinilai, dan dianggap memiliki pengaruh terhadap pencapaian target Perjanjian Paris untuk memperlambat perubahan iklim," katanya.

Menurut Syofvi, ini menjadi salah satu bukti komitmen PLN untuk terus mendorong penggunaan energi baru terbarukan dalam penyediaan listrik di Indonesia.

"Pemeringkatan WBA Climate and Energy Benchmark, dilakukan dengan menggunakan metodologi Assessing low-Carbon Transition (ACT) yang menilai kesiapan suatu organisasi dalam transisi ke ekonomi rendah karbon dilihat dari aspek strategi pengelolaan perubahan iklim, model bisnis, investasi, operasi, dan pengelolaan emisi gas rumah kaca," paparnya.

Baca Juga: Jadwal Program Acara Trans7 Sabtu 11 Juli 2020, Ada Movievaganza di Pagi dan Malam Hari

Metodologi ini sendiri, terang Syofvi, merupakan produk dari ACT initiative yang merupakan program kerjasama dari ADEME dan CDP.

"Perusahaan-perusahaan listrik dianggap memiliki peran penting sebagai pendukung tercapainya energi rendah karbon," ucapnya.

Dimana, lanjut dia, dekarbonisasi perusahaan listrik sangat sentral untuk mendorong transisi ke ekonomi rendah karbon.

Baca Juga: Hagia Sophia Terbuka Jadi Masjid Lagi, Reaksi Internasional Bermunculan

"WBA Climate and Energy Benchmark menilai bahwa perusahaan-perusahaan terpilih dapat berkontribusi terhadap tujuan pembangungan berkelanjutan (Sustainable Development Goal/SDG) 13 dan SDG 7 serta memberikan insentif untuk menyelaraskan strategi mereka dengan tujuan pembatasan pemanasan global di bawah 2˚C sesuai dengan Perjanjian Paris," katanya.

Menurut Syofvi, dengan kapasitas pembangkit terpasang sebesar 43,85 Gigawatt (GW), PLN berkomitmen untuk meningkatkan bauran energi baru dan terbarukan (EBT) dari 12 persen di tahun 2018 menjadi 23 persen di tahun 2025.

"Saat ini PLN telah memiliki kebijakan dan strategi terkait mitigasi perubahan iklim serta telah membentuk unit organisasi khusus untuk pengelolaan mitigasi dan adaptasi iklim," paparnya.

Baca Juga: Jadwal Program Acara Indosiar Sabtu 11 Juli 2020, Drakor Love In The Moonlight Sekarang Dini Hari

Hingga bulan Mei 2020, jelas Syofvi, kapasitas pembangkit EBT di Indonesia mencapai 7.963 Megawatt.

"Dalam program green transformation, PLN memperkenalkan model-model bisnis baru (green boosters) yang mendukung strategi PLN untuk pemenuhan target EBT dan mitigasi perubahan iklim," katanya.

Menurut dia, PLN juga rutin melaporkan hasil inventarisasi emisi gas rumah kaca melalui Laporan Kerberlanjutan.

Baca Juga: Harley-Davidson Iron 1200 Moge Tangguh dari Keluarga Sportster

"Secara keseluruhan, PLN meraih peringkat 28 dunia mengungguli Tenaga Nasional Berhad, Malaysia (#29), Chubu Electric Pouwer, Jepang (#32), Tokyo Electric Power Company, Jepang (#37), Taiwan Power Company (#38), Korea Electric Power Corporation (#39) dan Eskom Holdings, Afrika Selatan (#41)," ungkap Syofvi.

Sementara itu, perusahaan listrik Ørsted yang berkantor di Denmark meraih rangking pertama dan menjadi benchmark bagi perusahaan-perusahaan listrik lain di seluruh dunia.

"Perusahaan ini memiliki target carbon neutrality di tahun 2040 yang melingkupi seluruh rantai bisnisnya," ucapnya.***

Editor: Yurri Erfansyah

Tags

Terkini

Terpopuler