Warga Kabupaten Majalengka Lakukan Ruatan Massal Sebagai Tolak Bala

- 17 Juni 2021, 14:00 WIB
Panggung didirikan pinggir Sungai Cimanuk di Desa   Putridalem, Kecamatan Jatitujuh, Kabupaten Majalengka untuk pertunjukan wayang kulit serta  ngalarung pada acara ruatan masal yang digelar pada Rabu 16 Juni 2021 malam.
Panggung didirikan pinggir Sungai Cimanuk di Desa Putridalem, Kecamatan Jatitujuh, Kabupaten Majalengka untuk pertunjukan wayang kulit serta ngalarung pada acara ruatan masal yang digelar pada Rabu 16 Juni 2021 malam. /Zonapriangan.com/Rachmat Iskandar ZP

ZONA PRIANGAN - Warga Desa Putridalem, Kecamatan Jatitujuh, Kabupaten Majalengka lakukan ruatan massal sebagai tolak bala (mencegah sial) agar diselamatkan dari gangguan yang mengancam hidup dan kehidupan pribadi seseorang, Rabu 16 Juni 2021 malam.

Menurut keterangan tokoh masyarakat setempat, Carda (55) tolak bala biasanya dilakukan oleh orang tua masing-masing atau pribadi dengan menggelar wayang kulit serta menyediakan sesajen lainnya. Karena banyak warga yang tidak mampu akhirnya disepakati dilakukan secara massal.

Ada lima jenis yang diruat massal, yakni keluarga yang hanya memiliki dua anak dengan jenis kelamin laki-laki dan perempuan atau diistilahkan warga ketana ketini, orang nanggung bugang atau anak dengan kaka dan adiknya meninggal, anak lima dengan jenis kelamin semua laki-laki, susah mendapat jodo (sunda:jauh jodo) serta anak yang susah diatur yang prilakunya semau sendiri atau diistilahkan warga malawading.

Baca Juga: 47 pasien Covid-19 di pesantren Al Quraniyyah, Sebanyak 14 orang Diantaranya Bergejala

“ruat ini agar rawat riwit, rawat artinya sehat dan punya pikiran yang jernih, riwit itu jauh dari penyakit,” ungkap Carda.

Disampaikan Carda jika ruatan dilakukan sendiri maka butuh dana hingga puluhan juta, karena saat ini sewa wayang kulit saja sudah mencapai Rp 20.000.000 belum sesajen dan  biaya makan nayaga serta yang lainnya sementara kepercayaan ruatan masih sangat kuat. Jika tidak dikerjakan khawatir hidupnya akan menghadapi gangguan yang terus menerus.

Ritual ruatan walaupun dilakukan secara masal tetap sama yakni dengan menyediakan sesajen seperti kupat, leupeut, tangtangangin, beragam rujak seperti rusak pisang, kelapa, tumpeng putih (congcot) serta bubur merah dan bubur putih, gula batu juga tangkueh.

Baca Juga: Kasus Covid-19 Melonjak Tinggi, 3 pasien Covid di Majalengka Meninggal

Kemudian dipanjatkan doa dengan menyebut satu persatu nama orang yang di ruat agar terhindar dari bahaya serta diberikan keselamatan selama hidupnya. Setelah itu mandi yang airnya cerasal dari tujuh tempat diantaranya dari sumur Embah Kuwu Sangkan Cirebon, Buyut Putridalem,  Buyut Jago serta cai mulang (air yang mengalir namun kembali kealiran semula). Setelah itu ngalarung ( membuang pakaian yang dikenakan ke sungai agar terbawa hanyut).

Halaman:

Editor: Yudhi Prasetiyo


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x