Perayaan Idul Adha di Indonesia 'Diganggu' oleh Penyakit Mulut dan Kuku

- 7 Juli 2022, 13:00 WIB
Petugas Ketahanan Pangan Kelautan dan Pertanian memeriksa sapi di pedagang ternak untuk mencegah penyebaran penyakit mulut dan kuku di Tanjung Priok, Jakarta Utara, Indonesia, 24 Juni 2022.
Petugas Ketahanan Pangan Kelautan dan Pertanian memeriksa sapi di pedagang ternak untuk mencegah penyebaran penyakit mulut dan kuku di Tanjung Priok, Jakarta Utara, Indonesia, 24 Juni 2022. /REUTERS/Ajeng Dinar Ulfiana

ZONA PRIANGAN - Perayaan Idul Adha di Indonesia 'diganggu' oleh penyakit mulut dan kuku, di mana ritual penyembelihan hewan kurban yang merupakan bagian dari perayaan Idul Adha ini akan terganggu. Hal ini dirasakan terutama oleh para pedagang ternak yang merasakan sepinya pembeli hewan ternak.

Idul Adha yang dikenal sebagai "Hari Raya Kurban" adalah salah satu hari raya utama dalam kalender Islam dan pada tahun ini jatuh pada tanggal 9 Juli.

Menjelang perayaan, pedagang hewan ternak untuk kurban biasanya menjajakan hewannya itu di sekitar jalan raya yang ramai, terutama di kota-kota besar di Indonesia. Secara tradisional, Muslim yang taat menyembelih hewan kurban dan membagikan dagingnya itu kepada orang-orang miskin.

Baca Juga: Dibukanya Kembali Ibadah Haji Pada Tahun Ini Membawa Suka dan Duka Bagi Masyarakat Indonesia

Namun pada tahun ini penyebaran penyakit mulut dan kuku (PMK), penyakit yang disebabkan oleh virus yang menular berdampak terhadap hewat ternak sapi, domba dan kambing dan tentunya kondisi ini berpengaruh terhadap angka penjualan.

"Tahun ini merupakan tahun yang merugi bagi kami," kata Jamal Lulay, pedagang ternak di Jawa Barat yang tahun ini hanya menjual 50 ekor sapi saja, dikutip ZonaPriangan.com dari Reuters.

"Sebelum COVID-19 kami bisa menjual hingga 330 ekor sapi dan selama COVID-19 sekitar 170. Tahun ini penjualan turun drastis," tambahnya.

Baca Juga: Inilah 11 Kota-Kabupaten yang Wajib Daftar MyPertamina Sebelum Beli BBM Subsidi Mulai 1 Juli 2022

Dalam upaya untuk menghambat penyebaran virus penyakit mulut dan kuku, pemerintah Indonesia telah meluncurkan program vaksinasi ternak nasional yang dimulai pada bulan Mei lalu.

Berdasarkan data dari pemerintah, lebih dari 317.000 hewan yang terinfeksi di lebih dari 21 provinsi di Indonesia, mayoritas di pulau terpadat di Jawa dan Sumatera, lebih dari 3.400 hewan telah dimusnahkan.

Kabar baiknya adalah, meskipun penyakit ini dapat mematikan bagi hewan ternak tapi penyakit ini tidak dianggap sebagai ancaman yang serius bagi kesehatan manusia.

"Antusiasme masyarakat untuk berkurban tidak berkurang, tetapi mereka lebih mengkhawatirkan kesehatan hewan," kata Muhammad Husein al Bana, pedagang ternak di Jakarta.

Baca Juga: Langit Berubah Menjadi Hijau di South Dakota, Ini yang Jadi Penyebabnya

Hingga Mei, wilayah Asia Tenggara itu telah bebas penyakit mulut dan kuku sejak 1986, sebuah status yang diakui oleh Organisasi Kesehatan Hewan Dunia pada 1990.

"Akhirnya keputusan berada di tangan konsumen," kata Iskandar Saputra, pembeli asal Jakarta yang berani mengambil risiko.

"Saya pikir sapi yang dijual di sini aman dan sehat," tambahnya.***

Editor: Yudhi Prasetiyo

Sumber: Reuters


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x