Refly Harun: Demokrat Ingin Ambil Keuntungan dari Nasdem dan PKS, Sodorkan AHY dengan Anies Baswedan

- 24 Juni 2022, 05:48 WIB
Refly Harun menganalisa beberapa manuver kegiatan gerakan yang dilakukan oleh elit-elit politik akhir-akhir ini. JK menemui SBY dan Demokrat mendatangi Nasdem.
Refly Harun menganalisa beberapa manuver kegiatan gerakan yang dilakukan oleh elit-elit politik akhir-akhir ini. JK menemui SBY dan Demokrat mendatangi Nasdem. /Tangkapan layar youtube.com/ Refly Harun

ZONA PRIANGAN - Dalam channel Youtube yang diunggah 23 Juni 2022, Pengamat politik dan ahli tata negara Refly Harun menganalisa beberapa manuver kegiatan gerakan yang dilakukan oleh elit-elit politik dalam politik 20 persen Threshold. salah satunya adalah gerakan elit politik adalah kunjung mengunjungi yaitu AHY kunjungi Surya Paloh, lalu  SBY dikunjungi oleh Jusuf Kalla (JK).

Refly mengatakan yang menjadi pertanyaannya adalah kemana arah politiknya? yang jelas arah politiknya tentu ke Anies Baswedan.

Tetapi Demokrat ingin mengambil keuntungan karena kalau dukungan hanya dari NasDem dan PKS yang juga mengunjungi Surya Paloh, maka tidak cukup bagi PKS dan Nasdem, karena kursinya hanya sebanyak 109 suara saja, masih kurang enam suara lagi dan itu harus diberikan oleh salah satu partai lagi dan yang paling potensial adalah Partai Demokrat.

Baca Juga: Refly Harun: Tujuh Partai Politik Bersatu dalam Perahu Istana, Surya Paloh Pilih Anies Baswedan atau Ganjar?

Kata Refly, tidak ada yang namanya  makan siang gratis dalam politik mungkin mereka mau bergabung, tapi tentu dengan menyodorkan AHY.

Pastilah dalam pembicaraan dengan Surya Paloh, tidak eksplisit ngomong begitu tetapi silaturahmi ini dalam rangka penjajakan dari hati kehati.

Dalam pemberitaan di beberapa media, SBY-JK bertemu di Cikeas untuk bahas kepentingan bangsa dan negara. Menurut Refly itu politik depannya, tapi panggung belakangnya tentu agak berbeda AHY dan rombongan Partai Demokrat tiba di markas Nasdem, dan Surya Paloh tak menyambut.

Baca Juga: Reshuffle Kabinet yang Tak Menyentuh Kepentingan Rakyat Banyak Itu Sesungguhnya untuk Siapa?

Kata Refly Harun, Apakah tidak berkenan Surya Paloh? kata Refly enggak juga. Karena Demokrat-Nasdem romantis katanya memang yang menyambut itu adalah punggawa punggawa Surya Paloh. Disitu ada Willy Aditya, kemudian juga ada Ahmad Ali. Sementara Demokrat itu didampingi oleh Andi Arief, kemudian Benny k Harman, Herzaky Mahendra Putra, serta bendahara umum Renville Antonio.

"Jadi mereka kalau memajukan bidak catur yang dimajukan pion yang menyambut pion. yang dimajukan itu katakanlah dalam konteks ini misalnya perwira menengah tapi kalau yang dimajukan perwira tinggi ya perwira tinggi yang akan menyambutnya,"ujar Refly.

Menurut Refly, bagi Surya Paloh perwira tinggi atau raja di Demokrat itu masih SBY. jadi kalau SBY yang datang baru Surya Paloh yang akan menyambut, tapi kalau AHY yang datang ya cukuplah yang menyambut perwira-perwira lainnya. Politik itu penuh dengan simbol-simbol seperti itu.

Baca Juga: Dapat Kabar Jasad Eril Ditemukan, Gubernur Jabar Ridwan Kamil Ajukan Izin 11 Hari ke Luar Negeri

Refly Harun mengatakan kalau kita bermain politik simbol, bukan berarti Surya Paloh tidak berkenan tapi dalam hal ini Surya Paloh menganggap bahwa yang sekufu itu yang satu level itu kalau SBY yang datang. Sama seperti biasanya Megawati melakukan politik simbol nggak mau dia yang mendatangi Jokowi Karena bagi Dia Jokowi Adalah Junior, dia kader partai, dia petugas partai, yang ada adalah Jokowi yang mendatangi dia, walaupun Jokowi itu adalah Presiden Republik Indonesia.

"Tapi yang paling penting sesuai ia bagi seorang AHY adalah bagaimana memelihara peluang setelah Nasdem secara eksplisit menyatakan akan menjagokan salah satunya Anies Baswedan. Bahkan Anies Baswedan ini terbesar kursinya,"tambahnya.

Analisa Refly Harun, Partai Nasdem tidak mungkin sendirian dalam mengusung Anies Baswedan ataupun Ganjar Pranowo, dia harus bersama partai politik lain. kalau dia bersama PKB maka 5958 cukup, tapi apakah ia mau menyandingkan Anies atau Ganjar dengan Muhaimin. "Saya kira enggak,"jawab Refly.

Baca Juga: Megawati Soekarnoputri: Perlu Riset Apakah Indonesia Alami Depresi Ekonomi? Belum Apa-apa Sudah Banyak Demo

Lalu kata Refly, kalau dia misalnya menggandeng Prabowo maka Prabowo yang akan menjadi nomor satu menggandeng KIB mungkin juga kalau Ganjar, tetapi tentu dia bukan pemegang saham terbesar. Kalau dia balik ke Demokrat dan PKS, Nasdem akan menjadi pemegang yang paling besar dalam pilpres dan mereka bisa menjadi Leadingnya.

"Barangkali tinggal dicarikan kompromi antara PKS dan Demokrat mana yang bisa menjadi wakil presiden dilihat dari elektabilitas, jumlah kursi maka yang paling layak adalah AHY. Karena PKS adalah 50 kursi, Demokrat 54 kursi unggul empat kursi. Tapi jangan lupa AHY punya elektabilitas yang lebih baik dibandingkan tokoh siapapun di PKS,"kata refly Harun.

Persoalannya menurut Refly Harun adalah apakah pasangan ini cukup kuat melakukan penetrasi?.  Jangan lupa ada survei mengatakan yang jagoan itu adalah Ganjar-Erik. Mungkin saja Surya Paloh lebih akan tertarik. Walaupun menjadi pertanyaan rasanya Erick itu nyalakan suara lebih banyak dibandingkan Andhika Perkasa, kok Andhika yang diusulkan bukan Erick Thohir.

Baca Juga: Terkait Videonya yang Marah-marah, Ustadz Yusuf Mansur: Doain Saya bisa Belajar dan Bersabar Tanpa Batas

Dalam konteks seperti ini sepertinya Surya Paloh tidak mau didikte kalau dia mengusulkan Ganjar Pranowo - Erick Thohir, ini sudah paket istana pasca paketnya Presiden Jokowi barangkali sehingga menambah niat Presiden Jokowi tinggal mengiyakan, maka tidak ada pilihan bagi Nasdem.

"Padahal Partai Nasdem menginginkan agar dalam koalisi yang mereka dukung kalau seandainya harus mendukung istana dia tetap menjadi leadingnya dan syukur-syukur tidak ada PDIP disana karena sepertinya tidak klop antara Megawati dan Surya Paloh dalam konteks ini,"pungkas analisa Refly Harun.***

Editor: Yudhi Prasetiyo

Sumber: YouTube Refly Harun


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x