PLN Teratas di Asia Selatan dan Tenggara, Dukung Transisi Menuju Ekonomi Rendah Karbon

- 11 Juli 2020, 13:58 WIB
PETUGAS PLN saat cek jaringan listrik.* /DOK. PLN
PETUGAS PLN saat cek jaringan listrik.* /DOK. PLN /

"Perusahaan-perusahaan listrik dianggap memiliki peran penting sebagai pendukung tercapainya energi rendah karbon," ucapnya.

Dimana, lanjut dia, dekarbonisasi perusahaan listrik sangat sentral untuk mendorong transisi ke ekonomi rendah karbon.

Baca Juga: Hagia Sophia Terbuka Jadi Masjid Lagi, Reaksi Internasional Bermunculan

"WBA Climate and Energy Benchmark menilai bahwa perusahaan-perusahaan terpilih dapat berkontribusi terhadap tujuan pembangungan berkelanjutan (Sustainable Development Goal/SDG) 13 dan SDG 7 serta memberikan insentif untuk menyelaraskan strategi mereka dengan tujuan pembatasan pemanasan global di bawah 2˚C sesuai dengan Perjanjian Paris," katanya.

Menurut Syofvi, dengan kapasitas pembangkit terpasang sebesar 43,85 Gigawatt (GW), PLN berkomitmen untuk meningkatkan bauran energi baru dan terbarukan (EBT) dari 12 persen di tahun 2018 menjadi 23 persen di tahun 2025.

"Saat ini PLN telah memiliki kebijakan dan strategi terkait mitigasi perubahan iklim serta telah membentuk unit organisasi khusus untuk pengelolaan mitigasi dan adaptasi iklim," paparnya.

Baca Juga: Jadwal Program Acara Indosiar Sabtu 11 Juli 2020, Drakor Love In The Moonlight Sekarang Dini Hari

Hingga bulan Mei 2020, jelas Syofvi, kapasitas pembangkit EBT di Indonesia mencapai 7.963 Megawatt.

"Dalam program green transformation, PLN memperkenalkan model-model bisnis baru (green boosters) yang mendukung strategi PLN untuk pemenuhan target EBT dan mitigasi perubahan iklim," katanya.

Menurut dia, PLN juga rutin melaporkan hasil inventarisasi emisi gas rumah kaca melalui Laporan Kerberlanjutan.

Halaman:

Editor: Yurri Erfansyah


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x