Tragedi Kanjuruhan: Duka di Stadion Kanjuruhan Harus Menjadi Duka Terakhir di Dunia Persepakbolaan Tanah Air

- 10 Oktober 2022, 13:48 WIB
Suporter dari berbagai klub sepak bola mengikuti doa bersama dan Shalat Gaib di gor saparua Bandung, Jawa Barat, Sabtu (8/10/2022). Doa bersama dan Shalat Gaib yang diikuti dari berbagai unsur suporter klub di Liga 1 tersebut ditujukan untuk korban yang meninggal di Stadion Kanjuruhan.
Suporter dari berbagai klub sepak bola mengikuti doa bersama dan Shalat Gaib di gor saparua Bandung, Jawa Barat, Sabtu (8/10/2022). Doa bersama dan Shalat Gaib yang diikuti dari berbagai unsur suporter klub di Liga 1 tersebut ditujukan untuk korban yang meninggal di Stadion Kanjuruhan. /ANTARA FOTO/Raisan Al Farisi/rwa.

Baca Juga: Tragedi Stadion Kanjuruhan: Gas Air Mata dan Gerbang Terkunci Menjadi Penyebab Banyak Penonton Terinjak-injak

Suasana di lorong VIP Stadion Kanjuruhan tak ubahnya sebuah rumah sakit yang dipenuhi pasien yang harus segera mendapatkan pertolongan medis. Namun karena jumlah petugas medisnya yang terbatas, membuat mereka kewalahan. Proses evakuasi tak hanya melibatkan tenaga medis, para wartawan pun ikut andil untuk menyelamatkan para korban.

Kericuhan yang terjadi dalam waktu cepat, menimbulkan banyak korban yang berjatuhan. Yang terjadi di Stadion Kanjuruhan pada malam itu menjadi tragedi yang memilukan, yang mengaduk-aduk perasaan.

Saat itu terlihat, petugas medis sedang melakukan resusistasi jantung dan paru, tapi upayanya itu tak membuahkan hasil dan nyawa korban pun tak tertolong. Belum lagi teriakan sejumlah Aremania yang meminta bantuan terus terdengar dari sejumlah titik di dalam stadion.

Baca Juga: MotoGP Thailand 2022: Miguel Oliveira Raih Podium Keduanya Musim Ini, Persaingan Juara Dunia Semakin Ketat

Sementara di depan stadion, kondisinya tak jauh beda dengan di dalam stadion. Aremania membantu rekannya berusaha membawa mereka ke rumah sakit terdekat. Saat itu korban tergeletak di salah satu lorong VIP Stadion Kanjuruhan.

Truk TNI dan Polri hingga sejumlah kendaraan lainnya dikerahkan untuk membawa korban yang mencapai ratusan orang. Proses evakuasi korban dari Stadion Kanjuruhan tidak hanya mengandalkan ambulans saja.

Berdasarkan sejumlah keterangan dari saksi mata yang selamat, pintu yang merupakan satu-satunya akses keluar hanya terbuka dengan ukuran yang sangat kecil. Pintuk masuk 14 dengan desain pintu gerbang berukuran besar dengan dua pintu kecil di tengahnya, seharusnya bisa digeser untuk memudahkan akses masuk dan keluar.

Baca Juga: Argentina Kalahkan Jamaika di Pertandingan Pemanasan Piala Dunia di New Jersey, Messi Menyumbang Dua Gol

Tapi, hanya dua pintu kecil yang terbuka. Sementara pintu besar yang desainnya bisa digeser, malam itu tidak terbuka. Ribuan orang berdesakan dan berusaha meninggalkan stadion melewati pintu kecil itu.

Halaman:

Editor: Toni Irawan

Sumber: ANTARA


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x