Semula Putus Sekolah, Anak Papua Kini Banyak Menyandang Gelar Sarjana Berkat Orangtua Jual Sayuran

6 Mei 2021, 20:01 WIB
Warga Kampung Getentiri, Boven Digoel, Papua dapat bantuan lahan dan bibit sayuran hingga bisa menyekolahkan anak.* /Dok. PT TSE/


ZONA PRIANGAN - Semula anak-anak di Kampung Getentiri, Boven Digoel, Papua banyak yang putus sekolah.

Sebagian besar warga Kampung Getentiri, Boven Digoel, Papua tak punya penghasilan sehingga sulit menyekolahkan anak.

Namun setelah menekuni perkebunan dengan menanam aneka sayur, warga Kampung Getentiri punya penghasilan, yang sebagian disisihkan untuk dana pendidikan anak-anaknya.

Baca Juga: Demam Mencari Emas, Sebanyak 30.000 Warga Ramai-ramai Masuk Hutan

Bahkan sekarang sudah banyak anak-anak Kampung Getentiri yang menyandang gelar sarjana.

Kini warga makin semangat menanam kacang panjang, sawi hingga terong karena cepat panen dan dijual ke pasar. Sayuran mereka berkualitas dan banyak yang membutuhkan.

Seorang warga Kampung Getentiri, Simon Degeo (51) termasuk yang sukses menyekolahkan anaknya dengan modal bercocok tanaman sayuran.

Baca Juga: Kutukan Firaun Mendekati Kenyataan, Lagi Terjadi Musibah Kereta Api Beberapa Orang Tewas

Simon mengungkapkan, hasil panen sayur dijual ke pasar dan uangnya ditabung untuk biaya pendidikan anak.

Warga yang bercocok tanam sayuran, lanjut Simon, bermula adanya bantuan lahan bibit sayur dari PT Tunas Sawa Erma (TSE).

Menurut Simon Degeo, PT TSE tidak sekadar memberi bantuan tapi juga melakukan pendampingan sehingga usaha pertanian warga terarah.

Baca Juga: 40 Wanita Telanjang Berpikir Balkon Masih Area Privasi, Grechin: Keputusannya Cuma 1 Menit

"Tidak hanya bibit dan lahan, TSE juga membantu masyarakat dari segi pembinaan budidaya tanaman sayur secara langsung," ujarnya.

Dengan bantuan ini, Simon merasa banyak perubahan positif yang telah dirasakannya.

Simon berharap, program budidaya sayuran masih terus berlanjut dan diperluas ke masyarakat di banyak daerah.

Baca Juga: Joe Biden Tercatat Sebagai Presiden Usia Tertua, Jose Mujica Merupakan Presiden Termiskin

Sementara itu, penerima bantuan budidaya sayuran lainnya, Katarina Gembenop (46) berharap perusahaan dapat membantu memasarkan hasil panen masyarakat.

“Supaya kami bisa lebih giat lagi dalam berkebun dan penjualan sayur jadi lebih cepat,” tuturnya.

Katarina merupakan warga di Camp-19, Distrik Jair, Boven Digoel. Rumahnya tidak jauh dari area kerja TSE-A, perusahaan yang masih bagian dari TSE Group.

Baca Juga: 5 Kota Ini Mendapat Julukan Kota Hantu, Semua Penduduk Pergi Meninggalkannya

“Budidaya sayur ini sangat membantu kami, di mana perusahaan memberikan bantuan bibit dan hasilnya dapat kami jual untuk memenuhi kebutuhan rumah tangga,” tutur Katarina.

Bantuan budidaya sayur kepada warga merupakan upaya TSE Group untuk pemberdayaan ekonomi.

Direktur TSE Group Vinoba Chandra menjelaskan, perusahaan berkomitmen untuk mengadakan kegiatan serupa di kemudian hari.

Baca Juga: Kasihan Ayam Kalkun, Sejumlah Negara Tidak Mau Mengakui Sebagai Tempat Kelahirannya

“Ada beberapa hal yang ingin dikembangkan, terutama bantuan ke masyarakat, tapi ini masih persiapan,” ucapnya.

Rencana ini seiring dengan upaya perusahaan dalam membangun perekonomian masyarakat yang sudah lama berdampingan dengan TSE Group.

Salah satu program yang kini sudah berjalan adalah bantuan budidaya karet berupa penyediaan bibit dan penanaman lahan milik masyarakat.

Baca Juga: Bhutan Negara Unik, Melarang Warganya Miskin dan Pernah Menolak Kehadiran Internet

"Pembinaan juga diberikan meski tidak terlalu intensif mengingat masyarakat di wilayah ini sudah memahami teknis perkebunan karet sejak lama," ujar Chandra.***

Editor: Parama Ghaly

Tags

Terkini

Terpopuler