Sugiyama telah mengajar di lima sekolah yang berbeda selama 11 tahun di prefektur Shizuoka, sekitar 90 mil barat daya Tokyo, yang semuanya melarang gaya rambut ekor kuda.
Dan dia telah membuat misi pribadinya untuk mengekspos permintaan para pelajar, bergabung untuk menyerukan pencabutan aturan yang jadul, seksisme palsu atau yang menghambat ekspresi anak-anak.
Baca Juga: Heboh, Polisi Cantik Ini Memposting Foto dalam Balutan Baju Renang, Netizen Anggap Kurang Sopan
Pada Juni tahun lalu, ada hingar bingar dari para pelajar dan orang tua untuk merevisi aturan-aturan sekolah yang keras tersebut. Namun praktik ini tidak pernah dicabut atau diminimalisir.
Larangan rambut ekor kuda hanyalah satu dari sekian banyak aturan keras, yang disebut sebagai buraku kosoku, yang diterapkan pada para siswa di Jepang.
Daftar pembatasan pakaian pelajar juga meliputi warna pakaian dalam dan kaus kaki para siswa, panjangnya rok dan bentuk alis.
Baca Juga: Ritual Sadis Suku Inca, Korbankan Anak Perawan untuk Dijadikan Mumi di Pegunungan Andes
Warna rambut juga merupakan hal yang diperdebatkan, beberapa sekolah meminta bukti foto dari para siswa mengenai warna rambut alaminya yang harus “hitam dan lurus”
Sugiyama, yang menggunakan video di TikTok untuk membahas sistem pendidikan Jepang dan buraku kosoku, mengatakan para siswa jarang memberikan sebuah penjelasan untuk aturan-aturan tersebut.
Kerap terjadi, pemberlakuan aturan yang sewenang-wenang. Contohnya, sekolah yang melarang rambut ekor kuda malah mengizinkan gaya rambut bob yang bahkan memperlihatkan leher.***