Ilmuwan Menemukan Sistem Tata Surya Misterius, Berjarak 90 Tahun Cahaya Berusia 10 Miliar Tahun

- 14 November 2022, 03:37 WIB
Objek padat hancur mengelilingi bintang katai putih.*
Objek padat hancur mengelilingi bintang katai putih.* /CfA /

ZONA PRIANGAN – Kita tahu luar angkasa penuh dengan misteri. Para astronom baru-baru ini menemukan sebuah sistem tata surya kuno yang jauh berbeda dengan tata surya kita.

Sejauh 90 tahun cahaya jauhnya, para peneliti menemukan bintang katai putih yang berusia lebih dari 10 miliar tahun.

Ini artinya inti panas yang tersisa dari bintang mati ini mirip dengan Matahari, yang dikelilingi serpihan-serpihan planet hancur yang mengelilinginya, yang disebut planetesimal.

Baca Juga: Kehabisan Tentara, Vladimir Putin Kirim Sejumlah Guru untuk Perang, Murid Bingung Menghadapi Ujian Sekolah

Bintang yang sekarat ini telah menarik puing-puing dari objek-objek tersebut. Tetapi sistem tata surya ini tidak seperti milik kita. Yang satu ini dipenuhi dengan unsur seperti lithium dan potasium

Tidak ada planet-planet di sistem tata surya kita memiliki komposisi seperti itu.

Mengapa sistem tata surya kuno tersebut dalam galaksi Bima Sakti awal begitu berbeda? Bagaimana ini menjadi kaya akan material tersebut?

Baca Juga: Kota Ini Setiap Tahun Selalu Gelap di Bulan November hingga Februari, Warga Ciptakan Matahari Buatan

“Ini masih sepenuhnya misteri,” kata Abbigail Elms, seorang mahasiswa PhD di Universitas Warwick yang meneliti katai putih itu, kepada Mashable.

Riset ini dipublikasikan dalam jurnal sains Monthly Notices of the Royal Astronomical Society.

Seperti dicatat di atas, sistem tata surya ini sudah tua. Ini berarti katai putih (yang disebut WDJ2147-4035) dan sistem tata surya di sekelilingnya dibentuk, dan mati, sebelum Matahari dan Bumi lahir.

Baca Juga: Boriska Kipriyanovich, Bayi Cerdas yang Mengaku Lahir di Mars dan Tahu Alien Masih Hidup

“Faktanya, bongkahan bekas planet yang mengelilingi WDJ2147-4035 merupakan planetesimal paling tua yang pernah ditemukan di galaksi kita yang mengelilingi katai putih,” catat Elms.

Mereka menemukan katai putih ini, dan yang lainnya dengan usia yang sama, menggunakan sebuah observatorium antariksa yang disebut Gaia.

Sambil mengorbit Matahari, pesawat antariksa jauh ini memetakan bintang-bintang dan galaksi di kosmos.

Baca Juga: Misteri Keturunan Alien, Dua Bocah Berkulit Hijau Ditemukan di Desa Woolpit, Inggris

Setelah menemukan katai putih ini, para peneliti kemudian beralih kepada sebuah instrumen yang disebut "X-Shooter," yang berada di ketinggian di Chile, untuk mendeteksi ada atau tidaknya atmosfer di bintang-bintang tersebut.

Pada WDJ2147-4035, mereka menemukan zat kimia seperti kalium dan sodium di bintang kuno tersebut. Katai putih tersusun dari hidrogen dan helium.

Mereka menetapkan bintang ini telah menarik puing-puing planet yang mirip dengan kerak batuan Bumi. Jadi walaupun sistem tata surya satu masih sebuah anomali, yang lainnya memperlihatkan bahwa Bumi tidak begitu unik di kosmos: Ada sistem tata surya di luar sana yang agak mirip.

Baca Juga: Cina Ingin Mengatur Cuaca Dunia, Kini Giliran Korea Selatan Ciptakan Matahari Buatan

Namun demikian, dua sisterm tata surya ini dipenuhi dengan kuburan bekas planet. Lebih dari 95 persen bintang, seperti matahari, berevolusi menjadi katai putih. Mendekati akhir hidupnya, terus mengembang menjadi raksasa merah, menghancurkan atau mengganggu objek-objek terdekat.

Ternyata, menurut Elms, matahari kita juga berevolusi menjadi sebuah katai putih, kurang lebih 5 miliar tahun lagi.***

Editor: Parama Ghaly

Sumber: Mashable


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x