“Karena tinggi Homo floresiensis ini diperkirakan 1,06 meter, sebutan ‘Hobbit’ sangatlah tepat,” tambahnya.
Ketika membangun kembali sebuah wajah manusia dari sebuah tengkorak, para ilmuwan biasanya menggunakan data dari orang yang masih hidup untuk memandu ketebalan jaringan yang akan dibentuk.
Baca Juga: Hindari Laut jika Terlihat Gelombang Membentuk Kotak-kotak, Ini Penjelasannya
Tetapi rekonstruksi wajah dari spesies manusia yang sudah punah membutuhkan pendekatan baru.
Cicero mengatakan: “Dalam upaya ini, kita tidak menggunakan pendekatan itu, beberapa penanda berdasarkan pada data manusia dan tidak dari individu kelompok Homo Floresiensis.
“Jadi apa yang kita lakukan: kita mengambil dua hasil pindai CT, satu untuk manusia, yang lain untuk simpanse.
Baca Juga: Ada Tiga Jenis Nafsu pada Manusia, Cuma Nomor 3 yang Harus Dihindari
“Kemudian kami mengubah kedua bentuk tersebut untuk beradaptasi pada struktur tengkorak Homo Floresiensis, dan melakukan interpolasi data tersebut untuk mendapatkan gagasan bagaimana bentuk wajahnya.”
Ini untuk pertama kalinya wajah sang “Hobbit” berhasil dibentuk menggunakan data dari manusia dan simpanse.
Saat ditemukan, Homo Floresiensis diperkirakan berusia di bawah 20.000 tahun, namun kerangkanya dipercaya sudah berusia 60.000 tahun. ***