Pemilihan Ketua IKA Unpad Dinilai Tidak Demokratis, 182 Alumni Tolak Hasil Mubes X

- 26 September 2020, 23:12 WIB
Sejumlah alumni Unpad lintas angkatan menggelar Aksi Simpatik 'Ikhtiar Mengawal Demokrasi dan Suara Alumni' di Bandung, Jumat 11 September 2020 lalu.
Sejumlah alumni Unpad lintas angkatan menggelar Aksi Simpatik 'Ikhtiar Mengawal Demokrasi dan Suara Alumni' di Bandung, Jumat 11 September 2020 lalu. /Zonapriangan.com/Dok. Alumni Unpad/Hassan M Lubis

ZONA PRIANGAN - Pemilihan Ketua Ikatan Alumni (IKA) Universitas Padjadjaran (Unpad) 2020 dinilai tidak demokratis.

Seperti yang dilakukan sekitar 182 alumni Unpad yang menamakan diri Komunitas Alumni Cinta IKA Unpad yang Demokratis, mereka menolak legitimasi proses dan hasil pemilihan Ketua IKA Unpad 2020.

Menurut Juru Bicara Komunitas Alumni Cinta IKA UNPAD yang Demokratis Dedi Heriadi mengatakan, Panitia Musyawarah Besar (Mubes) X IKA Unpad 2020 telah memberi contoh yang tidak baik tentang demokrasi.

Baca Juga: 2 Kandidat Mundur Dalam Pemilihan Ketua IKA Unpad 2020-2024, Irawati Hermawan Akhirnya Terpilih

Ini karena panitia telah mencabut hak suara seluruh alumni untuk memilih Ketua IKA Unpad.

Pemilihan dilakukan hanya oleh segelintir orang yang berlabel Komisariat Fakultas (Komfak) dan Komisariat Daerah (Komda).

"Pada saat para alumni sudah tergerak untuk membangun kecintaan kepada Unpad, tapi dengan mudahnya dicabut haknya oleh panitia," jelas Dedi di Bandung, Jumat 25 September 2020.

Baca Juga: Mubes IKA Unpad Diminta Pakai Metode One Man One Vote, Alumni Kawal Hingga Pemilu Raya

Lebih lanjut Dedi mengatakan, dalam Surat Keputusan Panitia Mubes sendiri pada 20 Februari 2020 (SK No. 006/MUBES/IKA-UNPAD/II/2020), telah jelas diatur bahwa sistem pemilihan menggunakan sistem pemilihan langsung oleh tiap alumni dan tidak dapat diwakilkan.

"Dengan demikian, menjadi aneh ketika panitia Mubes menggunakan sistem perwakilan saat kontestasi sudah di ujung pemilihan," ungkapnya.

Menurut Dedi, bagaimana logikanya aturan main yang sudah ditetapkan dengan menggunakan AD ART tahun 2016 diubah dengan aturan main dalam AD ART 2020 yang baru saja disahkan pada saat Mubes.

Baca Juga: Debat Kandidat: Ary Zulfikar Ingin Sinergikan Antara Alumni dan Unpad dengan Membangun Rasa Cinta

"Padahal Mubes X tahun 2020 seharusnya diadakan berdasarkan AD ART 2016," paparnya.

Dedi menilai, panitia Mubes X IKA Unpad tidak memahami tentang demokrasi. Kekeliruannya, panitia menginisiasi metode pemilihan dengan perwakilan oleh Komisariat Daerah dan Komisariat Fakultas. Sodoran metode itu justru menjadikan Panitia Mubes IKA Unpad semakin ekstrim mengebiri prinsip-prinsip demorasi.

"Kami sebagai warga alumni UNPAD sangat kecewa sebab sejak awal kami menghendaki agar Pemilu IKA Unpad dilakukan secara langsung, one man one vote, satu orang satu suara secara keseluruhan," katanya.

Baca Juga: Alumni Unpad Sebagian Besar Inginkan Pemilu Langsung, Tolak Sistem Perwakilan

Semua alumni Unpad, jelas Dedi, memiliki suara. Bukan diwakilkan pada komda dan komfak, apalagi oleh panitia dikerdilkan lagi.

"Komunitas Alumni Cinta IKA Unpad yang Demokratis tetap menginginkan sebuah pemilihan yang jujur, transparan, dan demokratis. Pemilihan Ketua IKA Unpad bukan persoalan menang atau kalah, tetapi pembelaan terhadap kehidupan berdemokrasi," ungkapnya.

Mengingat panitia Mubes X Pemilu IKA Unpad telah merampas hak alumni dalam proses pemilihan, Komunitas Alumni Cinta IKA Unpad yang Demokratis menolak legitimasi proses dan hasil pemilihan Ketua IKA UNPAD 2020.

Baca Juga: Unpad Terima 2.154 Calon Mahasiswa Sarjana Jalur Mandiri, Berikut Link Pengumumannya

"Pemilihan Ketua IKA Unpad dinilai cacat demokrasi karena hasil dari sistem pemilihan secara perwakilan telah merampas hak suara alumni," pungkas Dedi.***

Editor: Yurri Erfansyah


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x