Petani Desa Sidamukti Majalengka Pilih Tanam Kencur Dibanding Padi, Kenapa?

4 Januari 2021, 20:39 WIB
Menanam kencur dianggap lebih menguntungkan daripada padi. /ZonaPriangan/Rachmat Iskandar/

ZONA PRIANGAN - Sejumlah petani di Desa Sidamukti, Kecamatan Majalengka, Kabupaten Majalengka, mulai panen cikur (kencur) setelah memasuki bulan kedua musim penghujan.

Bertani kencur dianggap jauh lebih menguntungkan dibanding bertani padi, harga kencur kini mencapai Rp 30.000-Rp 40.000 per kg.

Hamparan tanaman kencur hampir terdapat disetiap kebun di bawah perkebunan mangga di Desa Sidamukti yang dikenal dengan produksi mangganya.

Baca Juga: Cair Mulai Hari Ini, BST Rp300 Ribu, Nama Anda Sudah Terdata, Lengkapi Dokumen yang Harus Dibawa!

Stuktur lahan dengan kontur tertentu, sepintas tidak nampak kalau dibawah pohon mangga tersebut terdapat tanaman kencur, dari jauh seolah rumput biasa. Beberapa tanaman yang sudah berdaun lebar mulai berbunga berwarna putih ungu.

Warga Desa Sidamukti mengungkapkan, hampir semua warga di desanya menanam kencur sejak belasan tahun yang lalu. Tanaman ini dipilih karena pemeliharaanya yang mudah, bisa tumbuh di semua iklim dan tempat tanpa mengenal suhu dan lingkungan serta harganya yang tetap mahal melebihi harga komiditas pertanian lainnya.

Tahyu (65) misalnya, dia mengaku sudah cukup lama menanam kencur. Pertama kali menanam kencur di lahan darat di bawah perkebunan mangga seluas 250 bata, setelah dua tahun ditanam dia mampu memanen hingga sebanyak 7,5 kw dengan harga jual Rp 40.000 per kg. Karena dianggap menguntungkan akhirnya dia menanami lahan lainnya hingga lebih luas lagi.

Baca Juga: 11 Makanan Ini Bisa Meningkatkan Hormon Seksual pada Wanita, Seafood Ada di Daftar

“Menanam kencur sangat gampang, dari tanaman satu rumpun kencur selama setahun atau dua tahun bisa mencapai 30 pohon. Dari jumlah tersebut 19 pohon diantaranya bisa ditanam kembali di tempat lain. Jadi bisa cepat luas,” ungkap Tahyu.

Pemeliharaanya pun sangat mudah, kencur tidak butuh banyak sinar matahari sehingga dibawah pohon yang sangat rimbun pun bisa tubuh dengan bagus. Pemupukan cukup dua kali dalam setahun dan tidak terlalu banyak. Dari luas lahan 250 bata pupuk hanya dibutuhkan 50 kg saja, urea dan ponska, sedangkan padi butuh pupuk hinga 1,5 ton, menyiangi juga cukup dua kali.

Warga Desa Sidamukti hampir semua menanam kencur sejak belasan tahun yang lalu. Tanaman ini dipilih karena pemeliharaannya yang mudah, bisa tumbuh di semua iklim dan tempat tanpa mengenal suhu dan lingkungan serta harganya yang tetap mahal melebihi harga komiditas pertanian lainnya.

“Kondisi ini sangat berbeda dengan tanaman padi yang butuh pupuk banyak, demikian juga dengan pemeliharaan. Tanaman padi tidak akan bisa tumbuh di temat rimbun pepohonan.” kata Tayhu saat menjemur kencur di halaman rumahnya.

Baca Juga: Pergerakan Tanah di Majalengka, Mewarnai Suasana Pergantian Tahun 2020-2021

Dia membandingkan luas lahan 250 bata dalam dua tahun jika ditanami padi paling hanya diperoleh gabah sebanyak 12 kuintal dengan harga Rp 500.000 per kuintal, itu belum dikurangi pupuk dan pengolahan lahan serta pestisida. Sedangkan ditanami kencur bisa diperoleh 7,5 kuintal, dengan harga per kg mencapai Rp30.000 dengan pemupukan yang hemat.

Hal yang sama dilakukan Yama (60) dan Rasim (40), merekapun menanam kencur di sekitar perkebunan mangga di dekat pemukiman. Semula mereka mengaku hanya menanam dua petak kecil saja yang bibitnya diperoleh dari tetangganya, namun kini tanaman kencurnya sudah lebih dari 600 meter persegi.

“Bibit kencur mah dapat minta dari tetangga, mudah asal tengah panen. Ditanam setahun sudah bisa banyak.” kata Yama yang mengaku pernah panen disaat harga Rp 50.000 per kg.

Baca Juga: Waspada Wahai Para Suami, Ini 8 Gelagat Istri Tengah dalam Perselingkuhan

Kini banyak lahan miliknya yang semula terlantar tak ditanami apapun, kini ditanami kencur. Karena kencur tidak butuh lahan terlalu subur, yang terpenting ada media tanam.

“Upami katiga nya garing, ke hujan deui langsung sirungan seueur. Dua sasih tos hujan langsung dipanen, tangkalna di pelak deui bakal langkung seueur, tina sapetak tiasa janten 20 petak. Pelak cikur tiasa dipanen tiap dua tahun sakali tanapi tilu taunan,” katanya.

Herdi petani lainnya kini meneruskan ayahnya bertani kencur, dia pun menanan di perkebunan mangga memanfaatkan lahan dibawah pohon mangga, sedangkan kebun lainnya ditanami porang yang kini tengah musim tanam porang.

Baca Juga: Silakan Tanggung Dua Risiko Besar Ini, Jika Anda Berani Mencintai Suami Orang

Mereka mengatakan untuk menjual kencur pun sangat mudah, karena pembeli langsung datang ke petani, berkeliling tanpa harus membawanya ke pasar. Sementara harga disesuaikan dengan harga pasar.

“Beberapa tahun lalu harga kencur mencapai Rp 60.000 per kg, sekarang turun. Tapi kadang naik lagi tergantung permintaan dan pasar,” katanya.***

Editor: Didih Hudaya ZP

Tags

Terkini

Terpopuler