Di Majalengka, Harga Cabe Merah dan Cabe Rawit Melonjak Naik, Harga Sayuran Anjlok

31 Januari 2021, 21:55 WIB
Harga cabe merah dan cabe rawit di Majalengka melonjak naik, berbanding terbalik dengan harga sayuran yang anjlok. /ZonaPriangan/Rachmat Iskandar/

ZONA PRIANGAN - Harga cabe rawit dan cabe merah di sejumlah pasar tradisional di Majalengka terus melonjak naik, kini harganya telah mencapai Rp100 ribu hingga Rp120 ribu per kg di tingkat eceran.

Sebaliknya sejumlah komoditas sayuran lain anjlok harganya dan sebagian petani menunda panen dan berharap harga ke depan bisa mahal. Prediksi ini dipengaruhi oleh terjadinya erupsi Gunung Merapi yang berdampak pada rusaknya sayuran di wilayah tersebut.

Di warung atau pedagang keliling harga cabe rawit jenis cabe domba atau masyarakat Majalengka menyebutnya cengek domba hampir Rp6 ribu untuk lima buah cengek. Untuk harga cengek domba telah mencapai Rp120 ribu per kg sedangkan cengek biasa seharga Rp100 ribu per kg demikian juga cabe merah.

Baca Juga: 2.2 ShopeePay Cashback Festival Meriahkan Bulan Februari

Baca Juga: Sekilas 'Ikatan Cinta' 31 Januari: Al Kejar Andin, yang Jatuh ke Pelukan Rafael

Harga cabe di tingkat petani pun kini meningkat tajam mencapai Rp60 ribu per kg. Petani yang menanam cabe di wilayah Argalingga dan Sangiang meraup keuntungan yang cukup besar.

Eti petani cabe, tidak menduga harga akan melonjak seperti saat ini. Setiap sepuluh hari sekali dia penen karena menunggu sebagian berwarna merah.

“Sekali panen paling 30 kg saja tidak banyak. Tapi ya Alhamdulillah lumayan mahal.” katanya.

Baca Juga: Biasa Minum Kopi Instan Sachetan, Ketahui Ini 8 Bahayanya, Nomor 5 Tinggi Risikonya

Mahalnya harga cabe berbanding terbalik dengan harga tomat yang kini anjlok hanya diterima Rp2.000 saja per kg. Padahal biaya tanam dan pestisida sangat mahal. Belum lagi upah kerja setengah hari yang sudah Rp60.000. Juga peti kemas Rp10.000.

“Tomat mah tidak bisa disimpan lama atau tidak dipanen, karena kalau tidak dipanen semakin matang dan busuk berbeda dengan tanaman lainnya,” kata Eti.

Erupsi pengaruhi harga

Sementara sejumlah petani bawang polong atau bawang daun serta kentang menunda panen walaupun tanamannya sudah siap panen. Hal ini karena harga bawang daun hanya mencapai Rp3.000 per kg, harga yang dianggap terlalu murah oleh para petani serta kentang Rp5.900 per kg.

Untuk kentang cukup mahal namun juga harapannya kedepan akan naik .

Baca Juga: Harganya Bikin Kantong Jebol Tapi Tetap Dicari Orang, Ini Tanaman Hias Philodendron yang Unik

Atik petani bawang daun mengaku baru akan memanen bawang pada minggu kedua atau ke tiga Februari dengan harapan harga bisa naik. perkiraan kenaikan ini karena menurutnya, di Jawa Tengah Gunung Merapi meletus, ini mempengaruhi kondisi tanaman di wilayah tersebut.

“Katanya di Jawa tanaman polong rusak tidak panen akibat erupsi merapi, itu kata bandar polong. Jadi diperkirakan harga kedepan bakal mahal karena pasokan dari Jawa Tengah bakal minim. Sedangkan di kita kondisi bawang polong cukup bagus sayangnya sekarang harganya murah. Jadi panennya kita tunggu harga mahal,” kata Atik.

Baca Juga: Tanaman Hias Langka yang Diburu Para Pecinta Bunga di Dunia, Salah Satunya Ada di Indonesia

Hal yang sama disampaikan Ahur petani bawang polong lainnya. Semula dia akan memanen tanaman bawangnya namun bandar yang biasa membeli produksi pertaniannya mengingatkan untuk menunda panen dengan harapan harga akan naik.

“Ah ke wae sugan muhun awis, (Ah nanti saja mudah-mudahan benar mahal),” ungkap Ahur.***

Editor: Didih Hudaya ZP

Tags

Terkini

Terpopuler