Ringankan Beban Hidup Disabilitas Netra Jelang Ramadan, JQR Salurkan 180 Paket Sembako Bantuan Gubernur

2 April 2022, 23:37 WIB
Ringankan beban hidup disabilitas netra jelang Ramadan, JQR salurkan 180 paket sembako bantuan Gubernur. /Jabar Quick Response/

ZONA PRIANGAN - Bagi sebagian disabilitas netra yang bertahan hidup dengan bekerja sebagai tukang pijat, pandemi Covid-19 membuat dampak yang luar biasa yakni beban hidup semakin berat.

Dalam upaya membantu meringankan beban hidup khususnya masyarakat tunanetra, Jabar Quick Response (JQR) menyalurkan bantuan kepada anggota Komunitas Terapis Disabilitas Netra (KTDN) di Bandung, Jawa Barat, Jumat, 1 Maret 2022.

Manager Operasional JQR Nizar Ilyasa mengatakan bahwa mereka telah menyalurkan 180 paket sembako bantuan Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil kepada KTDN. Dengan harapan mereka memiliki bekal untuk beraktifitas di bulan suci Ramadhan 1443 Hijriyah.

Baca Juga: Ini Keutamaan Shalat Tarawih Menurut Hadis yang Shahih, Umat Muslim Perlu Tahu Ada Dosa yang Terhapus

"Memang dampak pandemi dirasakan semua pihak, terlebih saudara kita para disabilitas netra ujiannya tentu lebih berat," katanya.

Lebih lanjut Nizar mengatakan, JQR mendapatkan laporan dari komunitas Gojek on Twitter Bandung terkait kondisi disabilitas netra yang membutuhkan bantuan.

"Laporan tersebut segera kami respons dalam waktu kurang dari 24 jam," ujarnya.

Baca Juga: Ramadhan 2022, Masjid Hagia Sophia Turki Menggelar Salat Tarawih Pertama Setelah 88 Tahun

Menurut Nizar, timnya mendapat laporan dari Agus, salah seorang perwakilan komunitas Gojek on Twitter Bandung, tentang kebutuhan bantuan untuk netra yang tergabung di KTDN.

"Kemudian kita pun bersama-sama pergi ke lokasi untuk menyalurkan bantuan," ucapnya.

Kordinator KTDN Abdul Halim menyampaikan rasa terima kasihnya atas bantuan dari Gubernur Jawa Barat melalui JQR. KTDN pun telah menjadi penghubung bagi terapis netra di Kota Bandung.

Baca Juga: Selama Bulan Ramadhan, Ini yang Akan Dilakukan oleh Orang yang Sudah Meninggal, Bantu Mereka dengan Doa

"Tidak enak rasanya jika yang mendapat hanya saya, agar semua kebagian, karena kita hampir semua saling mengenal," ungkapnya.

Abdul mengisahkan, sebelum pandemi, usaha pijat yang dilakoninya cukup untuk memenuhi kebutuhan kesehariannya.

Akan tetapi, ketika pandemi menghadang pendapatannya turun karena pembatasan mobilisasi dan ketakutan terinfeksi virus.

"Di masa pandemi ini pijat menurun drastis, dan dampaknya sepi pengunjung. Banyak juga yang beralih menjadi pedagang kerupuk keliling di pinggir jalan," paparnya.

Menurut Abdul, KTDN berdiri atas dasar solidaritas sesama disabilitas netra ketika pandemi Covid-19 dan saat ini beranggotakan 91 orang.

"Aktivitas kami ini adalah saling mendukung dalam upaya pemenuhan kebutuhan ekonomi juga melaksanakan kegiatan pengajian rutin," pungkasnya.***

Editor: Yurri Erfansyah

Tags

Terkini

Terpopuler