Pandemi Covid-19 Tidak Jadi Halangan bagi Kelompok Tani Bangun Dam dan Embung

17 Juli 2020, 17:10 WIB
PARA petani berhasil merampungkan pembangunan dua dam parit dan dua embung-embung di Kabupaten Bandung.*/ENGKOS KOSASIH/GALAMEDIA /

ZONA PRIANGAN - Di tengah pandemi Covid-19, para petani maupun kelompok tani berhasil merampungkan pembangunan dua dam parit dan dua embung-embung di Kabupaten Bandung.

Pembangunan infrastruktur pertanian itu berasal dari anggaran pemerintah pusat melalui Kementerian Pertanian RI, Dinas Tanaman Pangan dan Hortikultura Provinsi Jabar dan Dinas Pertanian Kabupaten Bandung.

Pembangunan dam parit dan embung-embung untuk infrastruktur pendukung pertanian itu, yaitu di Kecamatan Ibun dan Kecamatan Cicalengka.

Baca Juga: Percaya atau Tidak, Kemenangan Persib Dibantu Air Kencing?

Pembangunan dam parit dan embung-embung itu dalam upaya mendukung program peningkatan ketahanan pangan sekaligus untuk meningkatkan produksi pertanian.

Kepala Dinas Pertanian Kabupaten Bandung Ir. H. A Tisna Umaran, M.P., melalui Kabid Sarana Prasarana Ir. Yayan Agustian, M.Si didampingi Kasi Prasarana Bambang mengatakan, pembangunan infrastruktur pertanian itu, baik dam parit maupun embung-embung untuk sarana pertanian.

"Pembangunan dam parit dan embung-embung itu untuk mengairi lahan pertanian disaat memasuki musim kemarau, selain untuk meningkatkan produksi pertanian. Bahkan dengan adanya pembangunan infrastruktur pertanian itu dapat menambah luas lahan pertanian," kata Yayan di Soreang, Jumat 17 Juli 2020.

Baca Juga: Jo Seung Hee Ganti Nama Panggung Menjadi Jo Yi Hyun

Setelah melakukan pemantauan ke lapangan dan mendengar informasi dari para petani, Yayan mengungkapkan, khususnya untuk pengerjaan pembangunan dam parit di Desa Mekarwangi Kecamatan Ibun dapat mengairi lahan pertanian padi lebih dari 40 hektare.

"Sebelum ada pembangunan dam parit, kata petani hanya mengairi lahan seluas 32 hektare. Setelah ada pembangunan dam parit terjadi penambahan luas lahan pertanian yang terairi mencapai seluas 40 hektare lebih," katanya.

Yayan pun meyakini dengan adanya pembangunan dam parit itu dapat meningkatkan produksi pertanian gabah kering panen (GKP). Yang semula menghasilkan 5,8 GKP per hektare, dengan adanya pembangunan dam parit itu bisa meningkatkan produksi pertanian.

Baca Juga: Ruas Jalan Sukatali-Paseh Rusak Berat, Membahayakan Pengendara

Ia mengatakan dengan adanya pembangunan dam parit itu karena suplai air tersedia di aliran Sungai Cibuliran, terutama saat musim kemarau. Sehingga tidak ada kesulitan bagi para petani untuk mengolah lahan pertanian karena ketersediaan air yang masih ada.

"Dengan adanya pembangunan dam parit ini sangat bermanfaat bagi para petani, apalagi disaat musim kemarau," ungkapnya.

Dikatakan Yayan, pembangunan dam parit dengan anggaran Rp 120 juta per lokasi itu dilaksanakan secara swakelola dan dalam pengerjaannya melibatkan para petani atau kelompok tani.

Baca Juga: Yulhee Berbagi Foto AnaK Kembarnya di Instagram

"Pembangunan dam parit ini disaat pandemi Covid-19," katanya.

Lebih lanjut Yayan mengungkapkan, untuk pelaksanaan pembangunan embung-embung di Desa Babakan Peuteuy Kecamatan Cicalengka Kabupaten Bandung guna mendukung peningkatan produksi pertanian pada jenis tanaman hortikultura.

"Dengan adanya pembangunan embung-embung pada lahan dengan ketinggian 800 meter di atas permukaan laut itu, dapat mengaktifkan kembali lahan tidur yang sebelumnya terbengkalai karena tidak ada sumber air," katanya.

Baca Juga: SD Sukasono 3 Diproyeksikan Jadi Sekolah Percontohan Berstandar AKB

Dikatakannya, dengan adanya pembangunan embung-embung itu, sehingga para petani bisa kembali membuka lahan untuk pertanian hortikultura.

"Suplai air ke embung-embung itu cukup banyak. Itu diambil dari mata air di sekitar kawasan pertanian tersebut," ujarnya.

Ia mengatakan, dengan adanya pembangunan embung-embung itu dapat mengairi lahan pertanian seluas 25-30 hektare.

Baca Juga: Walau Harus Netral, ASN Perlu Tahu Punya Hak Memilih dan Dipilih

"Pengerjaannya pun sama, pembangunan embung-embung itu pada saat Covid-19 dengan anggaran Rp 120 juta. Yang mengerjakannya juga para petani," ucapnya.

Ia pun berharap dalam pengerjaan pembangunan embung-embung dan parit itu bisa lebih banyak lagi kedepannya. Karena pembangunan infrastruktur pertanian itu sangat mendukung untuk pengairan lahan pertanian.

"Apalagi untuk pembangunan embung-embung itu dapat menampung air disaat musim kemarau," katanya.

Baca Juga: Usaha Perhotelan di Garut Belum Normal, Kerja Karyawan Masih Bergantian

Sementara itu Petugas Penyuluh Pertanian Kecamatan Ibun Agi Sujana mengatakan, pembangunan dam parit di Desa Mekarwangi Kecamatan Ibun itu bisa mengairi lahan seluas 40 hektare. Bahkan pengairannya pun meluas hingga ke Desa Cibeet Kecamatan Ibun.

"Dam parit itu berfungsi untuk menyalurkan air dari Sungai Cibuliran," tuturnya.

Agi mengatakan, dengan adanya pembangunan dam parit itu dapat meningkatkan produksi pertanian.

Baca Juga: Desain Kamera yang Unik Jadi Nilai Jual Vivo X50 Pro

Setelah 10 tahun ini, katanya, pembangunan dam parit ini baru terealisasi tahun 2020 ini setelah sebelumnya kondisinya sangat memprihatinkan.

Para petani sempat mengusulkan kepada sejumlah pihak untuk pembangunan dam parit.

"Perjuangan para petani itu selama 10 tahun dan baru terealisasi tahun ini, setelah ada bantuan dari pemerintah. Walaupun anggaran untuk pembangunan dam parit itu berasal dari pemerintah pusat melalui Kementerian Pertanian," ungkapnya.

Baca Juga: Kodim 0613 Ciamis Gelar Festival Pencak Silat, Persiapkan Atlet Andal

Agi mengatakan, pembangunan dam parit itu baru rampung pada 7 Juli 2020 lalu, dengan lebar dam parit 7,35 meter dan panjang parit 30 meter.

"Dalam pembangunan dam parit ini ada juga swadaya masyarakat, khususnya dalam tenaga. Tetapi ada juga dalam pelaksanannya setiap pekerja diberi upah kerja Rp 65.000/hari," ujarnya.

Agi mengatakan dengan adanya pembangunan dam parit itu untuk mendukung sarana dan prasarana infrastruktur pertanian.

Baca Juga: YouTube Kembali Pada Pengaturan Default 1080p, Tetapi Hanya via Wi-Fi

"Pada saat musim kemarau juga, aliran airnya masih ada. Yang jelas dengan adanya dam parit ini untuk persiapan pengolahan lahan pertanian di saat memasuki musim kemarau," katanya kepada wartawan Galamedia, Engkos Kosasih.***

Editor: Parama Ghaly

Tags

Terkini

Terpopuler