Harga Sayuran dan Palawija di Majalengka Naik, Karena Curah Hujan dan Pasokan yang Tersendat

- 20 Desember 2020, 22:14 WIB
Komoditas yang mengalami kenaikan di beberapa pasar tradisional di Majalengka, diantaranya  adalah cabai merah untuk semua jenis baik cabai merah biasa, cabai tanjung ataupun cabai keriting.
Komoditas yang mengalami kenaikan di beberapa pasar tradisional di Majalengka, diantaranya adalah cabai merah untuk semua jenis baik cabai merah biasa, cabai tanjung ataupun cabai keriting. /ZonaPriangan/Rachmat Iskandar/

ZONA PRIANGAN - Harga sejumlah komoditas sayuran di pasar tradisional di Majalengka alami kenaikan cukup signifikan, kondisi ini diduga dipicu oleh curah hujan yang tinggi, sehingga pasokan tidak lancar, ditambah libur natal dan tahun baru yang seolah menjadi salah satu agenda kenaikan tahunan.

Aneka sayuran tersebut menurut sejumlah pedagang mulai mengalami kenaikan enam hari yang lalu karena sebelumnya harga tetap normal walaupun pasokan kurang lancar akibat curah hujan dan petani belum banyak yang panen.

Komoditas yang mengalami kenaikan diantaranya saja adalah cabai merah untuk semua jenis baik cabai merah biasa, cabai tanjung ataupun cabai keriting yang harganya kini mencapai Rp60.000 per kg. Harga tersebut mengalami kenaikan sebesar Rp20.000 per kg.

Baca Juga: Berbagai Ungkapan dan Ucapan tentang Hari Ibu, Ada yang Menyentuh dan Bikin Haru

Tomat yang semula hanya dijual seharga Rp10.000 per kg kini naik Rp6.000 per kg atau menjadi Rp16.000 per kg, bawang merah juga naik yang semula hanya Rp30.000 per kg kini menjadi Rp40.000 per kg, bawang bombay juga sama Rp40.000 per kg sedangkan bawang putih lebih murah Rp10.000, atau hanya Rp30.000 per kg yang biasanya hanga bawang putih jauh lebih mahal.

Harga yang kembali alami kenaikan juga adalah jahe yang kini mencapai Rp60.000 per kg, walaupun harga tersebut tidak semahal awal tahun yang sempat mencapai Rp90.000 per kg saat Covid mulai merebak. Harga jahe ini sama dengan harga cengek (cabai rawit) domba Rp 60.000 per kg sedangkan cengek biasa harganya Rp40.000 per kg.

Mimin salah seorang pedagang sayuran mengatakan naiknya harga cabai merah dan cabai rawit ini diduga akibat curah hujan yang tinggi sehingga terjadi pembusukan saat berbuah, akibatnya pasokan juga berkurang. Ketika tiba di pasar juga barang akan sangat mudah busuk, risiko bagi pedagang sangat tinggi.

Baca Juga: Ini Lima Zodiak yang Jadi Sosok Paling Dikagumi, Karena Miliki Pesona Tingkat Tinggi

Demikian juga dengan cabai merah, ketika musim penghujan para petani baru mulai tanam, sedangkan produksi dari tanaman sebelumnya mulai berkurang.

“Sekarang stok barang juga dikurangi karena barang mudah membusuk, jadi kiriman barang juga paling terbatas, risikonya tinggi. Kedua kalau harga mahal pasar semakin lesu,” kata Mimin.

Hal yang sama disampaikan Icih pedagang lainnya di Pasar Cigasong yang biasanya memberi bonus tomat, atau bawang daun dan sejumlah sayuran lainnya kepada konsumen yang berbelanja padanya. Kini dengan harga tomat yang tinggi bonus belanja pun diganti dengan sayuran lain.

Baca Juga: Ada Spesies Baru, Anggrek Paling Jelek di Dunia

Ojo petani di Desa Lemahputih, Kecamatan Lemahsugih membenarkan harga tomat di tingkat petani kini mulai naik mencapai Rp8.000 per kg. Sebelum curah hujan tinggi harga tomat hanya mencapai Rp2.000 per kg saja.

“Petani tomat sedang gembira, sayangnya sekarang jarang yang tanam,” kata Ojo.

Baca Juga: Usulan Formasi CPNS Mencapai 500.000, Siapkan Diri untuk Ikuti Seleksi yang Dibuka April 2021

Jaja petani lainnya mengatakan tanaman tomatnya kini gagal berbuah karena curang hujan yang tinggi sehingga tanaman terkena hama. Bunga yang mulai keluar dan mengembang langsung busuk, sementara pohon terus meninggi.

“Butuh penyemprotan yang terus menerus dan membuang pucuk baru yang juga harus terus dilakukan setiap hari, agar buah bisa bangus,” katanya.***

Editor: Didih Hudaya ZP


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x