Pergerakan Tanah di Majalengka, Mewarnai Suasana Pergantian Tahun 2020-2021

- 4 Januari 2021, 11:09 WIB
Pergerakan tanah terjadi di Sidamukti, Majalengka.
Pergerakan tanah terjadi di Sidamukti, Majalengka. /ZonaPriangan/Rachmat Iskandar/

ZONA PRIANGAN - Pergerakan tanah terjadi di Blok Tarikolot, Desa Sidamukti, Kecamatan Majalengka, Kabupaten Majalengka merusak badan jalan antara Desa Sidamukti-Blok Tarikolot, pada Kamis 31 Desember 2020.

Musibah ini menandai suasana pergantian tahun di Majalengka. Akibatnya ruas jalan tidak bisa dilalui kendaraan roda empat. Kemudian Minggu 3 Januari 2021 pagi, warga setempat berupaya membuat saluran air di bahu jalan yang bergeser.

Untuk mengalirkan air yang keluar dari tebing Cileuweung ke sungai kecil yang ada di bawah, demi menghindari semakin parahnya pergerakan tanah di lokasi tersebut.

Baca Juga: Cair Mulai Hari Ini, BST Rp300 Ribu, Nama Anda Sudah Terdata, Lengkapi Dokumen yang Harus Dibawa!

Pergerakan tanah yang terjadi malam hari itu menurut keterangan warga Blok Cibadan dan Tarikolot, terjadi setelah hujan deras yang terus menerus. Tidak ada korban jiwa pada musibah tersebut.

Hanya badan jalan terbelah dengan aspal mengelupas di beberapa titik hingga selebar badan jalan sepanjang kurang lebih 25 meter. Badan jalan juga ada yang bergeser sekitar 1-2 meteran sepanjang kurang lebih 10 meteran. Yang semula badan jalan nyaris menempel ke bibir tebing Cileuweung, kini bergeser ke arah selatan hingga memperlebar badan jalan.

“Tadi warga didieu tos puraga ngadamel kamalir cai dan cai gunung kaluar, lebet kana taneuh nu bareulah (Tadi warga di sini baru saja kerja bakti membuat saluran air yang keluar dari gunung, airnya masuk ke tanah yang retak-retak),” ungkap Uyat warga setempat.

Baca Juga: Hari Ini Mulai Disalurkan, 3 Jenis Bansos bagi Warga Terdampak Pandemi Covid-19, Penuhi Kriterianya!

Jika air tidak disalurkan dikhawatirkan pergerakan tanah akan semakin parah seperti yang pernah terjadi beberapa tahun lalu, hingga warga harus mengungsi meninggalkan pemukiman mereka dan lahan kebunnya.

Setelah warga membuat saluran air dan menutup sebagian patahan jalan, kini kendaraan roda dua sudah mulai lancar melintas, namun saja untuk kendaraan roda empat belum bisa melintas karena ada badan jalan yang semula patah menjadi tanjakan menukik, walaupun sedikit kendaraan roda empat sulit melintas.

Tiga kali pergerakan

Menurut Uyat, Juju serta Tirta, pergerakan tanah di Blok Tarikolot dan Cibadak ini sudah terjadi untuk ketiga kalinya. Pertama terjadi pada Tahun 1982 terjadi longsor dari tebing menutup jalan dan sebagian pemukiman.

Baca Juga: Nekat Menyeberang Sungai Cimanuk dengan Berenang, Tukang Angkut Tewas Tenggelam

Kemudian 10 tahun lalu pergerakan tanah lebih parah merusak sekitar belasan rumah dan pergerakan tanah terjadi di perkebunan hingga cukup luas. Retakan memanjang nyaris membelaj bagian tebing bukit Cileuweung serta badan jalan patah-patah di beberapa titik.

Hasil penelitian Geologi menyebutkan pergerakan tanah akan terus terjadi sehingga warga harus direlokasi ke lokasi yang lebih aman. Selang beberapa waktu masyarakat setempat direlokasi ke Blok Buah Lega berjarak sekitar beberapa kilometer dari Tarikolot.

“Sadaya piwarang ngalih, aya nu henteu oge sapertos abdi da bumi teu anggeus jadi uih deui,” kata Juju.

Baca Juga: Waspada Wahai Para Suami, Ini 8 Gelagat Istri Tengah dalam Perselingkuhan

Menurut mereka kini di Blok Cibadak ada sekitar 10 KK dan di Blok Tarikolot lebih banyak lagi karena sebagian warga yang sudah direlokasi kembali ke Tarokolot dengan alasan jauh ke tempat pertanian yang biasa mereka garap.

“Sekarang ini di Blok Buah Lega kebanyakan dihuni oleh anak-anaknya yang sudah menikah, sedangkan orang tua yang mendapat jatah dari Pemerintah banyak yang kembali,” kata Juju.

Namun setelah terjadi pergerakan tanah beberapa hari kemarin, warga yang kembali menetap di Blok Tarikolot ketika hujan turun menginap di Blok Buah Lega khawatir pergerakan tanah semakin parah dan terjadi korban, sementara saat musim kemarau maka warga meninap di rumah yang ada di Blok Tarikolot.

Baca Juga: Satu Orang Tenggelam di Sungai Cimanuk Majalengka, Tim Rescue Pos SAR Cirebon Lakukan Pencarian

Kepala Badan Penanggulangan Bencana Alam Daerah Kabupaten Majalengka Agus Permana mengimbau masyarakat untuk waspada, karena pergerakan tanah di wilayah tersebut sudah terjadi berulang kali. Serta hasil penelitian pihak Geologi wilayah tersebut dinyatakan tidak boleh dihuni.

“Kami sudah melakukan asesmen dan menghimbau warga untuk waspada, terutama saat musim penghujan untuk tidak berada di sana. Karena longsor dan pergerakan tanah masih mengancam,” ungkap Agus.***

 

Editor: Didih Hudaya ZP


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah