“Keuntungan dari setiap 1,4 ha tanam saat itu mencapai Rp 3. 280.000. Ketika itu hanya ada satu pabrik yang bersedia membeli kedelai petani,” ungkap Iman.
Soal gula merah yang juga masih mendatangkan dari Ciamis dan Jawa Timur, Iman pun mengatakan Kabupaten Majalengka kedepan bisa memenuhi kebutuhan industri kecap, karena pohon aren di Majalengka demikian banyak dengan kualitas gula yang lebih baik.
Baca Juga: Warga Bandung Keluhkan Suhu Dingin, Ternyata Ini Penyebabnya
Pemilik pabrik kecap Ayam jago Rahmat Mulyana mengakui pernah ditawari kedelai hitam oleh petani Majalengka, namun dirinya menolak membeli dengan alasan harganya lebih mahal dibanding kedelai kedelai hitam asal Brebes atau bandar di Cirebon.
“Ya kalau lebih mahal buat apa, pembeli kan maunya harga murah. Kalau harganya lebih murah atau paling tidak harga sama tentu kami bisa menampung kedelai produk petani Majalengka,” ungkap Rahmat yang menghabiskan 60 ton per tahun.
Seperti diberitakan sebelumnya semua pengusaha kecap di Kabupaten Majalengka selama ini mengandalkan bahan baku kedelai dan gula merah dari luar kota. Kedelai dari Jawa Tengah sedangkan gula merah dari Jawa Timur dan Ciamis.***