Tingkat Kematian karena Kasus Covid-19 di Majalengka Masih Tinggi, PSBB Proporsional Diperpanjang

- 26 Januari 2021, 19:34 WIB
 Ilustrasi virus corona yang terus menyebar, tingkat kematian karena kasus Covid-19 di Majalengka masih tinggi, PSBB Proporsional diperpanjang.
Ilustrasi virus corona yang terus menyebar, tingkat kematian karena kasus Covid-19 di Majalengka masih tinggi, PSBB Proporsional diperpanjang. /Gerd Altmann/Pixabay

Bupati mengatakan Kabupaten Majalengka dengan tingkat kematian akibat Covid-19 yang masih cukup tinggi mencapai 9,4 persen. Selama 14 jumlah kasus kematian akibat Covid sempat mencapai 18 kasus. Itu berarti dalam sehari sempat terjadi lebih dari satu kasus.

Kabupaten Majalengka sebetulnya menurut Bupati Karna Sobahi sempat turun level dari zona merah ke oranye level dua, namun kini naik kembali ke level tiga akibat kenaikan kasus dan tingkat kematian.

Penyebabnya masyarakat yang kurang disiplin dalam penerapan 3 M, menggunakan masker, mencuci tangan juga menjaga jarak. Padahal mereka tahu Covid-19 itu ada dan cepat menular.

Baca Juga: Serangan Jantung Tak Mengenal Usia, Hati-hati dengan 9 Jenis Makanan dan Minuman Ini

“Masyarakat mengerti tapi tidak mau mentaati, masyarakat memahami tapi tidak mau melaksanakan, hingga akhirnya kasus terus bertambah,” kata bupati.

Ketua Forum Komunikasi Kerukunan Antar Umat Beragama Asep Sahidin mengungkapkan, hasil pemantauannya, Gereja, Wihara, umatnya ketika beribadah sudah bersedia menjaga jarak dan menerapkan protokol kesehatan.

Sayangnya sebagian besar masjid-masjid belum menerapkan protokol kesehatan, masih shalat berhimpitan, karena tidak ada pembatas yang dipasang oleh pengurusnya. Dari jumlah 1.020 masjid hanya beberapa yang sudah menerapkan jaga jarak.

Baca Juga: TikTok, WeChat dan 59 Aplikasi Lainnya Dilarang di India

Ketua IDI Kabupaten Majalengka dr Erni menyarankan agar semua orang tidak saling bersentuhan, ketika menyampaikan salam cukup dengan mengangguk atau merapatkan kedua tangan.

“Kami baru saja kehilangan tenaga dokter yang biasa praktek di Maja, sebelumnya sempat menjadi Kepala Puskesmas ketika masih PTT. Tanggal 16 konfirmasi dua hari berikutnya menjalani perawatan namun akhirnya meninggal,” ungkap Erni.

Halaman:

Editor: Didih Hudaya ZP


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x