Cerita Kakek Juha, Sudah 40 Tahun Tekuni Jasa Servis Payung Keliling di Majalengka

- 19 Mei 2021, 11:05 WIB
Kakek Juha (80) sudah 40 tahun lebih menekuni usaha jasa perbaikan payung .
Kakek Juha (80) sudah 40 tahun lebih menekuni usaha jasa perbaikan payung . /Zonapriangan.com/Rachmat Iskandar ZP

ZONA PRIANGAN - Diusianya yang sudah tidak muda lagi, Juha (80) warga Jatiserang, Kecamatan Panyingkiran, Kabupaten Majalengka terus berkeliling berpuluh-puluh kilometer sambil mengayuh sepeda tuanya untuk mencari payung rusak yang mungkin bisa diperbaikinya.

Dibagian belakang sepedanya tersimpan payung-payung rusak untuk di ambil kawat atau yang lainnya guna mengganti kerusakan milik konsumen.

Selain itu tas lusuh berisi sejumlah peralatan untuk memperbaiki payung seperti obeng, gergaji, gegep dengan beragam ukuran dan jenis, kawat tali dan sebagainya.

“Ngeureuyeuh we mamanawian aya payung nu bade dileresan (terus dijalani mudah-mudahan ada payung yang mau diperbaiki),” ungkap Juha yang sudah 40 tahun lebih menekuni usaha jasa perbaikan payung tepatnya sejak tahun 1980.

Baca Juga: Banyak Orang dengan Gangguan Jiwa Berkeliaran di Kota Majalengka

Dulu menurutnya jasa memperbaiki payung hanya ratusan rupiah saja, karena harga payung juga murah.

Sekarang jasa perbaikan payung mencapai ribuan rupiah, antara Rp 5.000 hingga Rp 15.000 tergantung kerusakan yang ada.

Jika memasang tarif terlalu mahal menurut Juha khawatir tidak ada konsumen yang bersedia memperbaiki karena harga payungnya saja dibawah RP 30.000 atau Rp 50.000.

Baca Juga: Alun-alun Majalengka DIjaga Ketat oleh Satpol PP

“Paling mahal ongkos perbaikan Rp 15.000, kalau terlalu mahal nanti konsumen malah bisa jadi mending membeli daripada memperbaiki. Jadi ya tidak bisa mahal.” kata Juga yang memiliki dua putra.

Dalam sehari dia bisaa memperoleh uang antara Rp 50.000 hingga Rp 150.000 tergantung banyaknya orang yang meminta jasa perbaikan.

Untuk mendapatkan uang sebanyak itu dia berangkat pagi sekitar pukul 06.00 WIB dan kembali ke rumah sekira pukul 16.00 atau terkadang lebih.

Sekarang walaupun hisan sudah mulai reda, perbaikan payung tetap ada. Terlebih begitu memasuki musim penghujan perbaikan cukup banyak sehingga pendapatanpun bisa mencapai Rp 100.000 lebih.

Baca Juga: Roket Hamas Hancurkan Pabrik di Kawasan Eshkol, Dua Warga Thailand Ikut Jadi Korban Tewas

“Namanya rezeki tak bisa di tebak, untung-untungan, ketika musim hujan juga adakalanya hanya memperleh Rp 50.000 –Rp 70.000 saja per hari, “ kata Juha.

Dia menyusuri jalan dan gang ke kepelosok dengan sepedanya. Ketika jalan menajak sepedanya dituntun karena sepedanya tidak menggunakan gigi.

Ketika cape dia duduk di teras penduduk sambil menawarkan jasanya. Ketika daerah yang dituju cukup jauh seperti ke Talaga, Cikijing dan Cingambul, atau ke Jatigede, Sumedang dia naik elf. Ditempat yang dituju baru berjalan kaki menyusuri pemukiman.

Baca Juga: Wisatawan Asal Kota Bandung yang Hilang di Pantai Santolo Ditemukan, Satu Lainnya Masih dalam Pencarian

“Kalau jauh naik sepeda cape tidak mungkin ke kejar,” ungkapnya.

Selama bekerja menjadi jasa servis payung dia mengaku telah menghabiskan 4 buah sepeda. Kerusakan sepeda hampir rata-rata dari pelk atau rantai yang rusak atau keropos karena terlalu lama hingga tidak bisa dipertahankan.

Menjadi pekerja perbaikan payung menurut Juha karena pergaulan, di lingkungannya di Desa Jatiserang banyak warga yang bekerja sebagai tukang memerbaiki payung. Sayang sejumlah temannya kini sudah meninggal.

“Kapungkur gaulna sareng tukang payung wae,” ungkapnya.

Baca Juga: Bupati Karna Sobahi Mengklaim Saat ini Majalengka Berada di Zona Orange

Timan warga Kelurahan Babakanjawa, Kecamatan Majalengka tengah memperbaiki payungnya dengan ongkos perbaikan Rp 10.000. Menurutnya kawat dan per payungnya rusak. Sedangkan kainnya masih cukup bagus.

“Mumpung ada yang lewat dan punya uang jadi payung diperbaiki saja. Di buang mah sayang masih bisa dipakai,” ungkapnya.***

Editor: Yudhi Prasetiyo


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x