Sementara itu petani di Desa Nunuk, Kecamatan Maja sudah memproduksi beras merah sejak lama warisan nenek moyang mereka. Beras merah produksi petani di Nunuk tidak banyak diperjualbelikan namun untuk konsumsi sendiri atau untuk mengirim kerabat yang ada di luar kota. nasinya dikenal
Cicih Sudiasih dan Saehu serta Siti Aliah dan Memed misalnya, mereka terbiasa menanam padi merah yang dikenal sangat pulen dan tahan basi walaupun di amsak pagi hari dan baru dimakan sore tanpa harus dihangatkan. Bahkan hingga esok hari nasi masih bisa tetap dimakan dengan enak asal pengolahannya atau memasaknya sempurna.
Baca Juga: 30 Anak di Kabupaten Majalengka Menjadi Yatim Piatu Akibat Orang Tuanya Meninggal Karena Covid-19
“Yang paling bagus masaknya tidak menggunakan penanak nasi elektronik, tapi orang lembur menyebutnya di karih dan ditanak di dandang atau langseng,” ungkap Cicih yang mengaku tidak pernah menjual beras merah ataupun gabahnya.
Tanaman padi merah di Desa Nunuk menurut Siti Aliah memang tidak terlalu banyak karena hanya ditanam oleh sebagian petani saja yang sengaja untuk konsumsi sendiri, sehingga produksinyapun sedikit.
“Jarang ada yang membeli juga, karena bandar gabah hanya mencari beras putih,” kata Siti Aliah.
Jika sekarang pemerintah memfasilitasi produksi padi merah hingga pemasaran, kemungkinan akan banyak petani di Desa Nunuk yang menanam padi merah tersebut. Terlebih jika harga jualnya tinggi.***