Petani Pupuk di Majalengka Khawatir dengan Ketersediaan Pupuk, Dinas Pertanian: Aman dan Kuota Banyak

- 31 Oktober 2022, 11:16 WIB
Petani memanfaatkan sejumlah armada untuk digunakan dalam proses penanaman tebu.
Petani memanfaatkan sejumlah armada untuk digunakan dalam proses penanaman tebu. /Zonapriangan.com/Rachmat Iskandar ZP

Pemupukan dilakukan tiga kali selama tanam, pertama disaat usia 1 hingga 3 bulan. Ditambah pemupukan daun yang dilakukan diantara usia 3 hingga 4 bulan dan pemupukan ketiga diantara usia tanam 5 hingga 6 bulan.

Banyaknya pemupukan dengan npk dan pupuk daun ini agar bobot lebih berat dan pertumbuhan rumpun juga lebih banyak serta sama tinggi dengan pohon induknya, jika demikian maka produksi tebupun akan lebih banyak, ini sangat berkorelasi dengan gula yang dihasilkan.

“Jadi kalau pupuk maksimal, pertumbuhan anak pada satu rumpun anak banyak dan bobot juga besar, anak dari setiap rumpun akan tumbuh tinggi sehingga saat tebang anak bisa dipanen. Tak ubahnya dengan tanaman padi, kalau pupuk banyak rumpun juga besar karena batang bisa beranak pinak, karena banyak hasil panennya juga banyak,” kata Jojo.

Baca Juga: Apa yang Dibutuhkan Masyarakat Pasca Pandemi serta untuk Pemulihan Ekonomi ? ini Kata Bupati Majalengka

Dia menyebutkan, yang paling jadi kendala serta yang sangat dibutuhkan para petani tebu adalah mesin alat panen tebu, jika ada alat panen maka biaya produksi tidak akan terlalu besar karena panen bisa menggunakan mesin. Selain itu buruh tebang belakangan semamin berkurang hingga harus mendatangkan dari luar Majalengka.

“Kalau ada mesin tebang seperti mesin panen padi, maka panen tebu akan lebih cepat dan murah. Tidak akan ada keluhan seperti sekarang sudah masuk musim penghujan areal yang belum ditebang masih sangat luas , diperparah dengan curah hujan yang tinggi sehingga menyulitkan angkutan, yang terkadang truk pengangkut tebu tidak bisa keluar dari area perkebunan karena jalan berlumpur, ban nancap di lumpur,” ungkap Jojo yang merencanakan areal tanam TRI di musim tahun depan seluas 1.500 hektare meliputi Majalengka, Indramayu dan Sumedang.

Yang tak kalah pital adalah akses jalan angkutan ke gudang gula, karena lelang gula dan pembayaran uang gula ke petani juga sering terhambat oleh kondisi jalan yang rusak parah. Jalan berlumpur hingga setebal 30 cm. Tak heran jika kendaraan kontainer yang akan mengangkut dan membawa gula mengalami kesulitan.

Baca Juga: Sejumlah Batu Besar Berjatuhan dari Tebing Cadas Pangeran, Lalu Lintas Macet Total Dua Mobil Rusak Parah

“Sudah mah lokasi jauh, kondisi jalan sulit dilalui. Makanya lelang gula petani di PG Jatitujuh ini selalu terhambat, sulit terjual, pemodal enggan membeli gula karena akses jalan yang jelek. Berbeda dengangula lain yang akses jalannya bagus, kontainer musah masuk perjalanan lebih cepat,” ungkap Jojo Sutarjo yang kini masih memanen tebu .

Dia berharap pemerintah bisa mempasilitasi mesin dan memperbaiki ruas jalan antara perbatasan Indramayu hingga ke gudang gula sejauh kurang lebih 8 km.

Halaman:

Editor: Yudhi Prasetiyo


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x