Anak-anak muda yang biasa berkumpul ini kemudian berembug dan kebetulan Nana yang memiliki pengalaman melihat tenaga dari LIPI mengungkapkan pembuatan tungku. Akhirnya mereka urunan untuk membuat tungku dan penyulingan dari bahan drum bekas.
“Kami papatungan beli drum bekas, besi siku dan baja kemudian membuat tungku yang biayanya mencapai Rp 3.500.000. Namun ongkos las hingga kini belum bisa dibayar,” ungkap Yanto.
Baca Juga: Ketua RW Berdarah-darah, Dibantu Dua Warga Lumpuhkan Perampok Berpistol
Setelah itu mereka langsung melakukan pembakaran sampah dan asapnya disuling hingga akhirnya sampah yang selama bertahun-tahun menumpuk bersih atau sekitar 30 kubik bisa bersih dalam kurun beberapa hari.
Produksi tungku pembakaran sampah itu sendiri setiap kali pembakaran mampu menampung hingga 1,5 kubik dengan waktu pembakaran selama 30-40 menitan dengan bahan bakar oli bekas.
Uniknya tungku ini bisa dipindah-pindah sehingga pembakaran sampah bisa dilakukan di mana pun.
Baca Juga: Gara-gara Seorang Cowok, Pertemanan Bebizie dan Wika Renggang
Dari 30 kubik sampah tersebut diperoleh pestisida sebanyak 8 liter. Pestisida ini sudah diuji coba ke tanaman holtikultura kentang dan wortel serta bawang daun.
Ternyata pestisida yang dihasilkan ampuh membasmi ulat dan kupu-kupu, gaang serta serangga lainnya hanya dalam hitungan detik.