Komunitas Obrolan Majalengka Sumbang Token Listrik untuk Masjid, Mushola, dan Pondok Pesantren

- 27 Maret 2023, 11:05 WIB
Ilustrasi bantuan token listrik.
Ilustrasi bantuan token listrik. /Pixabay

ZONA PRIANGAN - Komunitas Obrolan Majalengka di Bulan Ramadhan sumbang token listrik untuk masjid, mushola, serta pondok pesantren, token tersebut diperoleh dari hasil penggalangan dana sebesar Rp 10.000 atau seikhlasnya para donatur.

Menurut keterangan para penggagas sumbangan token listrik, Kiki Aiman Malik, Agus Abdul Syukur, Julfari Ramadhan dan Eman Suherman,  kegiatan tersebut dilatarbelakangi oleh tingginya tingkat kebutuhan listrik di tempat ibadah selama bulan Ramadhan, karena di masjid, mushola ataupun ponpes kegiatan ibadah yang dilakukan masyarakat biasanya meningkat.

Ketika malam hari usai solat isya langsung tarawih dan dilanjutkan dengan tadarus, bahkan tadarus juga banyak dilakukan oleh perorangan sehingga waktu penerangan listrik sangat lama, paginya banyak juga yang melakukan kuliah subuh, sehingga penerangan listrik demikian dibutuhkan banyak umat.

Baca Juga: Seorang Narapidana Terorisme Ucapkan Ikrar Setia NKRI

“Di saat bulan puasa juga biasanya banyak orang yang ingin beribadah dengan beragam cara, ada yang berbagi takjil, ada yang berbagi makan, ada yang sodaqoh beras dan lain-lain.

Nah kami ingin yang belum dilakukan orang lain namun manfaatnya bisa dirasakan banyak orang, maka kami pikir sumbangan token listrik bisa bermanfaat besar. Jadi Insyaa Allah token listrik tersebut akan bermafaat untuk kegiatan keagamaan,” ungkap Kiki.

Dia mentargetkan, setiap hari selama Ramadhan ada penyaluran token listrik ke tempat ibadah. Token yang disalurkan berasal dari para donatur yang mengirimkan dananya melalui sebuah rekening yang dipegang pengelola.

Baca Juga: Slot untuk Umrah Tidak Terbatas. Menhub: Jelang Lebaran Biasanya Banyak Jemaah yang Ingin Berangkat

“Donatur bisa menyumbangkan hanya dengan p 10.000 saja, namun tentu bisa lebih,” ungkap Kiki yang akan menjaga akuntabilitas keuangan dari para donatur, uang yang diperoleh dari hasil donasi akan diumumkan di grup WA yang memiliki jumlah anggota hampir 571 orangan serta FB juga IG serta media lainnya.

Menurutnya, Obrolan Majalengka ingin melakukan suatu inovasi atau perbadaan, ingin memberikan manfaat untuk umat dalam bentuk yang lain yaitu dinasi token listrik

“Mungkin orang menganggap token listrik itu hal sepele tapi ibadah di masjid atau di pesantren itu beberapa diantaranya butuh listrik.

Makanya Obrolan Majalengka berharap program ini dapat mrmberikan manfaat untuk masyarakat Majalengka dan kepada para donatur semoga allah memberikan pahala berlipat ganda atas kebailanya yang diberikan,” demikian Kiki.

Baca Juga: Yayasan Ini Fokus terhadap Pendidikan dan Rutin Memberikan Santunan untuk Anak Yatim

Agus Abdul Syukur mengungkapkan, pihaknya menampung setiap permohonan dari siapapun yang tempat ibadahnya butuh disumbang, setiap yang mengajukan datanya harus jelas dan pengusus masjid, mushola atau pesantrennya juga harus jelas sekaligus mengirimkan foto tempat ibadah dimaksud.

Setiap pemohon akan dilakukan verifikasi untuk menjaga akurasi data serta menjaga akuntabilitas token yang disalurkan.

“Setelah indentitas jelas dan hasil verifikasi benar keberadaanya, baru permohonanya nanti direaliasi. Ketika penyerahan token listrik kami juga akan membuat dokumentasi penyerahan bahkan lengkap video tempat ibadahnya untuk menjaga kepercayaan donatur,” ungkap Agus yang mendokumentasikan setiap nota pembelian token.

Baca Juga: Berharap Nahdlatul Ulama Majalengka Semakin Tumbuh dan Kokoh

Selama tiga hari puasa menurutnya sudah ada lima masjid, mushola dan pondok pesantren yang diberi sumbangan token listrik masing-masing seharga Rp 50.000. Itu diantaranya di Desa Banjaran Girang.

“Setiap wilayah ada petigas pendistribusiannya, kebetulan saya kebagian di wilayah Majalengka bagian Selatan, Majalengka bagian Utara dipegang Julfari Ramadhan sedangkan bagian penerimaan dan menginfut data dipegang Kiki Aiman Malik. Jadi kami berbagi tugas,” ungkap Agus.

Disampaikan Agus, para pengelola tidak akan mengambil uang sepeserpun untik biaya operasional, uang hasil pengumpulan dari donatuh seluruhnya akan disumbangkan untuk token listrik. Sedangkan untuk biaya operasional sepenuhnya ditanggung pribadi masing-masing.

Baca Juga: Pemkab Majalengka Ajukan Raperda Pajak Daerah dan Retribusi Daerah

“Jadi jangan khawatur uang diganggu biaya perasional atau apapun,  seluruh dana yang masuk akan disumbangkan untuk token, kami ingin ini menjadi ladang ibadah di bulan Ramadhan, selain itu dana operasional mungkin tidak seberapa walaupun kami harus menyerahkan token dengan jarak tempuh yang cukup jauh,” tegas Agus yang juga pengelola bank sampah di Desa Banjaran.***

Editor: Yudhi Prasetiyo


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x