Polres Majalengka Amankan Pelaku Perang Sarung Menjelang Sahur

- 29 Maret 2023, 08:08 WIB
Bupati Majalengka Karna Sobahi mengumpulkan sejumlah kepala sekolah untuk menangani aksi perang saung.
Bupati Majalengka Karna Sobahi mengumpulkan sejumlah kepala sekolah untuk menangani aksi perang saung. /Zonapriangan.com/Rachmat Iskandar ZP

ZONA PRIANGAN - Fenomena perang sarung mulai banyak terjadi di Kabupaten Majalengka, setidaknya selama bulan Rabadhan tahun ini ada 4 kejadian aksi perang sarung di beberapa wilayah kecamatan, dan kepolisian telah mengamankan 50 orang remaja yang terlibat.

Keterangan Kapolres Majalengka Ajun Komisaris Besar Polisi Edwin Affandi, 4 kejadian perang sarung selama Ramadhan terjadi di Kecamatan Majalengka, Kecamatan Cigasong, Ligung dan Cikijing. Para pelakunya hampir keseluruhan adalah remaja bahkan remaja tanggung.

Perang sarung ini dilakukan malam hari dan dini hari menjelang sahur, beruntung berkat informasi yang cepat akhirnya tawuran atau perang sarung bisa segera di egah dan tidak menimbulkan korban dari kedua belah pihak.

Baca Juga: Komunitas Obrolan Majalengka Sumbang Token Listrik untuk Masjid, Mushola, dan Pondok Pesantren

“Para pelajar yang melakukan aksi perang sarung tidak ada yang ditahan, mereka dibawa ke Polsek setempat dilakukan pembinaan, orang tuanya dipanggil untuk menjemput dan disarankan agar melakukan penjagaan terhadap anak-anaknya,” ungkap Kapolres.

Diketahui perang sarung ini hampir sama dengan tawuran, hanya bedanya menggunakan sarung yang dililit didalamnya berisi batu, sandal dan benda lainnya. Di Majalengka sendiri tidak sampai menggunakan senjata tajam di bagian sarung yang dililit. Sarung tersebut kemudian dipergunakan untuk menghantam lawan saat aksi tawuran terjadi.

Melihat fenomena tersebut Bupati Majalengka Karna Sobahi mengumpulkan sejumlah kepala sekolah untuk menangani aksi perang saung jangan sampai meluas dan terus terjadi di wilayah lain. Kepada kepala sekolah, Bupati menyarankan agar melakukan pendekatan eksternal melalui pendekatan kepada orang tua agar saling mengawasi anaknya ketika berada di rumah.

Baca Juga: Seorang Narapidana Terorisme Ucapkan Ikrar Setia NKRI

Selain tu melakukan lakukan pendekatan secara internal yang dilakukan oleh kepala sekolah, wakil kepala sekolah dan guru untuk memformulasikan kurikulum agar siswa sibuk di sekolah dan tidak ada ruang untuk berkegiatan diluar.

“Itu merupakan ikhtiar kita untuk meminimalisir tawuran antar pelajar ini. Jiwa sekolah itu cerminan jiwa kepala sekolah itu sendiri, oleh karena itu segera lakukan pendekatan secara internal yang dilakukan semua guru,” ungkap Bupati Karna.

Menurutnya, bangun prakondisi pembelajaran yang nyaman, lakukan pendekatan antar pribadi agar pendidik mengetahui kondisi anak sebelum melakukan pembelajaran dan itu juga bentuk kedekatan guru dengan peserta didiknya sehingga bisa terselenggara pendidikan yang baik.

Baca Juga: Slot untuk Umrah Tidak Terbatas. Menhub: Jelang Lebaran Biasanya Banyak Jemaah yang Ingin Berangkat

Bupati meminta agar setiap sekolah memiliki tata tertib untuk dipatuhi oleh para siswa. Jika tata tertib sudah ada maka Dinas Pendidikan dan kepala sekolah harus memastikan aturan itu dipatuhi semua anak didik.

"Harus ada tata tertib dan wajib dipatuhi siswa. Kedua ada kontrol dari sekolah dan pihak Disdik sudah menginfokan pembinaan kepada guru kelas," ungkapnya.

Manakala ada pelajar yang terlibat aksi geng motor atau tawuran, menurut Bupati Karna, pihak sekolah wajib memberi sanksi sesuai dengan aturan yang ada. Selain itu, dia meminta ada keterlibatan sekolah dalam mensosialisasi kenakalan remaja kepada orang tua siswa.

Optimalisasi peran pengawas di sekolah juga sangat penting, terutama guru BK dalam memberikan pembinaan rutin kepada murid - murid di setiap sekolah masing - masing.

Baca Juga: Jelang Ramadhan, Harga Telur dan Daging Ayam Terus Merangkak Naik

Menurutnya, bangun prakondisi pembelajaran yang nyaman, lakukan pendekatan antar pribadi agar pendidik mengetahui kondisi anak sebelum melakukan pembelajaran dan itu juga bentuk kedekatan guru dengan peserta didiknya sehingga bisa terselenggara pendidikan yang baik.

Kepala Dinas Pendidikan Kabupaten Majalengka Lilis Yuliasih, menyebutkan, hingga saat ini tatanan pendidikan di Kabupaten Majalengka masih wajar. Beberapa kejadian tawuran seperti di wilayah Sumberjaya, Palasah dan Kadipaten yang terjadi beberapa pekan kemarin dipandang perlu adanya penanganan khusus dari pihak sekolah.***

Editor: Yudhi Prasetiyo


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x