Sampah Rumah Tangga Bercampur dengan Limbah Medis di Majalengka

- 1 Mei 2023, 21:37 WIB
tumpukan sampah di Desa Sinargalih, Kecamatan Lemahsugih, Kabupaten Majalengka, dekat jembatan Cihieum.
tumpukan sampah di Desa Sinargalih, Kecamatan Lemahsugih, Kabupaten Majalengka, dekat jembatan Cihieum. /Zonapriangan.com/Rachmat Iskandar ZP

ZONA PRIANGAN - Sampah rumah tangga serta bekas kemasan obat yang menumpuk dan sebagian telah dikemas dalam karung di perbatasan antara Kecamatan Bantarujeg-Lemahsugih, tepatnya di Desa Sinargalih, Kecamatan Lemahsugih, Kabupaten Majalengka, dekat jembatan Cihieum,  kini tak bisa diangkut ke TPA  Heuleut karena masyarakat terkendala biaya angkutan yang cukup mahal.

Salah tokoh pemuda asal desa Sinargalih, Kecamatan Lemahsugih, Eky Gian Syahriar menyebutkan, pihaknya bersama masyarakat dibantu TNI dan kepolisian telah berupaya untuk membersihkan lingkungan tersebut dari sampah yang menggunung di pinggir ruas jalan kabupaten hingga sepanjang puluhan  meter.

“Pekan kemarin Rabu,( 26/4/2023) kami dibantu TNI dan Polri sudah melakukan kegiatan bersih-bersih sampah di dekat jembatan sungai Cihieum, sekarang Alhamdulillah sampah dilokasi tersebut sudah rapi, sudah kami masukan kedalam karung, siap diangkut ke TPA. Tapi  ternyata perjuangan menjaga alam itu tidak mudah, hari ini rasanya kami ingin nangis, kami ingin menyerah,” ungkap Egi pesimis dengan apa yang telah dilakukannya bersama TNI dan Polri.

Baca Juga: Sejumlah ASN di Majalengka Tidak Masuk Kerja Tanpa Pemberitahuan

Pesimis karena menurutnya, untuk biaya beko pihaknya harus menyediakan dana sekitar kurang lebih Rp 4.000.000 karena sampah tidak selutuhnya bisa dikerjakan oleh orang, namun butuh alat berat. Biaya tersebut belum termasuk untuk truk pengangkut karung sampah, dan uang makan yang pekerja.

“Untuk  sewa alat berat dan operator telah disiapkan dua desa bantu warga yang bersedia  nyumbang.  Namun yang  kini jadi kendala adalah angkutan dari tempat kami ke TPA di Heleut. Karena Dinas Lingkungan Hidup  tidak bisa memberikan armada dengan alasan kekurangan armada sehingga armada di serahkan ke kami,” ungkap Eki.

Sementara ungkap Eki, untuk sewa armada butuh biaya besar, karena sampah yang telah dikarungi sangat banyak diperkirakan butuh 15 rit truk, makanya biaya diperkirakan sangat besar, karena lokasi dari Desa Sinargalih ke Heluet lumayan jauh.

Baca Juga: Harga Daging Sapi, Bawang, Cabai dan Tomat Masih Tinggi

“Kalau sewa truk Rp 500.000 saja kali 15 rit sudah lumayan besar mencapai Rp 7.500.000. Andai kami anak orang kaya atau anak pengusaha sukses mungkin uang segitu kecil. Tapi kami pemuda biasa, jangankan untuk menyewa truk yang butuh uang jutaan, untuk kehidupan kami sehari-hari saja kami masih sulit.

Namun demikian kami berterima kasih kepada Pemerintah Kabupaten Majalengka, Dinas Lingkungan Hidup, Dinas Kesehatan, Kecamatan Bantarujeg, dan Kecamatan Lemahsugih yang sudah turun ke lapangan meninjau ke lokasi, dan berdiskusi dengan kami.” ungkap Eki.

Bukan  sampah Puskesmas

Kepala Dinas Kesehatan Majalengka, Agus Susanto mengatakan, berdasarkan hasil investigasinya di lapangan tidak ditemukan alat atau obat yang mengandung Bahan Berbahaya dan Beracun (B3) seperti yang dituduhkan. Menurutnya hanya menemukan kotak bungkus obat dan kemasan alumunium foil yang tidak berbahaya.

"Berdasarkan hasil investigasi di lapangan pada tumpukan sampah di TPS di wilayah kerja (Puskesmas) perbatasan Bantarujeg dan Margajaya,  di antaranya ditemukan kotak bungkus obat dan aluminium pembungkus obat atau tidak ditemukan obat atau bahan habis pakai lainnya, tidak ditemukan adanya alat jarum suntik atau barang limbah B3," ujar Agus .

Menurutnya wadah dus obat yang ditemukan di lokasi tersebut,  tidak pernah digunakan di seluruh Puskesmas di Kabupaten Majalengka.

Baca Juga: Polres Majalengka Siapkan Posko Mudik untuk Layani Masyarakat yang Kelelahan

"Seluruh puskesmas yang mengeluarkan limbah B3 sudah bekerjasama dengan pihak ketiga, PT Wastec. Perjanjian kerjasamanya juga ada, semua sampah medis diangkut dan dimusnahkan oleh pihak ketiga yang sudah melakukan kerjasama,”  jelas Agus.

Menyangkut sejumlah dus dan kemasan obat berupa alumunium foil yang berserakan bersama sampah rumah tangga, menurut Agus, pihaknya  masih cari tahu dari mana berasal,  karena semua Puskesmas tidak pernahmenggunakan merk obat-obatan tersebut.

Seperti diberitakan sebelumnya sampah rumah tangga dan dus serta kemasan obat bertumpuk di pinggir ruas jalan kabupaten antara Kecamatan lemahsugih dan Bantarujeg tepatnya dekat jembatan Cihieum. Warga setempat mengeluhkan adanya sampah tersebut.***

Editor: Yudhi Prasetiyo


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x