ZONA PRIANGAN - Meski masih dalam kondisi Pandemi akibat Covid-19 namun Badan Pusat Statistik Provinsi Jawa Barat mencatat neraca perdagangan luar negeri Provinsi Jawa Barat pada September 2020 mengalami surplus sebesar USD 1,64 Miliar.
Kepala BPS Provinsi Jawa Barat, Dyah Anugrah Kuswardani, MA. mengatakan secara total, nilai ekspor Jawa Barat mencapai USD 2,32 Miliar sedangkan nilai impor mencapai USD 0,68 Miliar.
”Bila dibandingkan bulan sebelumnya, nilai ekspor Jawa Barat September 2020 mengalami kenaikan sebesar 8,36 persen, sementara impor mengalami kenaikan sebesar 0,79 persen," beber Dyah kepada ZonaPriangan.com saat ditemui dikantornya, Rabu 4 November 2020.
Baca Juga: Setelah Tiga Hari Dicari, Akhirnya Tim SAR Gabungan Temukan Anak yang Tenggelam di Sungai Citarum
Oktober 2020, dikatakan Dyah Indeks Harga Konsumen (IHK)/Inflasi, gabungan tujuh kota di Jawa Barat mengalami kenaikan indeks dari bulan sebelumnya sebesar 105,82 menjadi 105,89 atau mengalami inflasi sebesar 0,07 persen. Kelompok pengeluaran penyumbang inflasi terbesar adalah makanan, minuman dan tembakau dengan andil inflasi sebesar 0,0605 persen.
”Komoditas yang mengalami kenaikan harga tertinggi dan memberikan andil inflasi terbesar adalah cabe merah," ujar Dyah.
Dari 7 kota IHK di Jawa Barat, ditambahkan Dyah seluruhnya mengalami inflasi dengan inflasi tertinggi di Kota Depok dan Kota Tasikmalaya masing-masing sebesar 0,14 persen.
Baca Juga: Dituntut 3 tahun Penjara, Jerinx: Siapa yang Ingin Memenjarakan dan Memisahkan Saya dengan Istri?
Sedangkan Inflasi terendah di Kota Cirebon dan Kota Bekasi masing-masing sebesar 0,01 persen.