Selain itu, teknologinya ini selain dapat diintegrasikan dengan masker, juga dapat diintegrasikan ke dalam pakaian dan lainnya untuk mendeteksi zat berbahaya ketika sedang bepergian, termasuk mendeteksi virus, bakteri, racun dan agen kimia.
Nina Donghia, staf ilmuwan di Wyss Institute mengatakan bahwa teknologi canggih ini juga dapat digunakan untuk melengkapi jas lab ilmuwan yang bekerja dengan bahan atau patogen berbahaya dan bahkan dapat diaplikasikan untuk seragam responder pertama dan personel militer untuk menghindari paparan patogen atau racun berbahaya seperti gas saraf.
Baca Juga: Jane Shalimar Meninggal Dunia di ICU Rumah Sakit JMC Karena Corona
Saat ini tim tengah mencari mitra untuk memproduksinya secara massal, sehingga masker canggih itu dapat tersedia di saat pandemi corona.***