Publikasi itu menggambarkan ular sebagai "monster". Kulitnya kering dan garing namun masih hidup. Banyak ular buta karena serangan SFD.
"Ilmuwan USGS bekerja dengan lembaga negara untuk lebih memahami SFD dan potensi dampaknya," kata para pejabat.
Sebuah studi tahun 2016 yang diterbitkan oleh para ilmuwan di National Wildlife Health Center menyarankan perubahan lingkungan kemungkinan menyebabkan munculnya infeksi parah dan fatal baru-baru ini.
Dikutip Daily Star USGS mengatakan: "Penyakit jamur ular adalah penyakit menular, dikonfirmasi pada banyak spesies ular."
Penyakit itu disebabkan oleh jamur Ophidiomyces ophidiicola. Hasil SFD dari infeksi kulit yang telah didokumentasikan hanya pada ular.
Baca Juga: Pengakuan Sejumlah Pasien Dr Parnia, Setelah Meninggal Disambut Kehidupan yang Damai
Jumlah kasus infeksi kulit yang dilaporkan pada ular telah meningkat secara substansial.
Pada Agustus 2017, O. ophidiicola telah terdeteksi di sebagian besar bagian timur Amerika Serikat.***