Kota Ini Setiap Tahun Selalu Gelap di Bulan November hingga Februari, Warga Ciptakan Matahari Buatan

- 25 Agustus 2021, 20:32 WIB
Foto ilustrasi sinar matahari muncul di balik pegunungan.*  P
Foto ilustrasi sinar matahari muncul di balik pegunungan.* P /ixabay /Kanenori

“Kurangnya sinar matahari berarti penduduk kota mengalami penurunan kadar serotonin – hormon kewaspadaan," paparnya.

Dr, Karan menjelaskan, kurangnya cahaya alami dapat berdampak negatif pada suasana hati, tidur, tingkat energi, dan tingkat kejahatan.

Baca Juga: Tsunami Radioaktif, Senjata Nuklir Tercanggih Milik Rusia dalam Menghadapi Perang

Warga kota tersebut akhirnya berinisiatif menciptakan alat yang menghasilkan cahaya (matahari buatan).

Matahari buatan itu berupa lembaran baja padat berukuran 8 meter kali 5 meter pada tahun 2006 dengan anggaran Rp1,7 miliar.

Upaya warga Kota Viganella terbukti sukses besar, dengan Dr Karan menjelaskan bagaimana itu memberi desa enam jam cahaya sehari, memungkinkan orang untuk bersosialisasi.

Baca Juga: Gurun Pasir Moynaq Dulunya Laut yang Dalam, Kini Jadi Kuburan Kapal Penangkap Ikan

Berbicara pada tahun 2008, Wali Kota Viganella, Pierfranco Midali mengatakan: "Gagasan di balik proyek ini tidak memiliki dasar ilmiah, tetapi gagasan manusia."

"Itu datang dari keinginan untuk membiarkan orang bersosialisasi di musim dingin ketika kota ditutup karena dingin dan gelap," ucap Midali.

Daily Star melaporkan, video Dr Raj telah dilihat lebih dari 1,9 juta kali di Ethan dan membuat pemirsa kagum.

Halaman:

Editor: Parama Ghaly

Sumber: Daily Star


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah