Dampak Ukraina Bisa Melawan Rusia, Drone dan Rudal Produksi Amerika Serikat Banyak Dipesan Negara Eropa

- 18 Maret 2022, 20:50 WIB
Drone Reaper buatan Amerika Serikat.*
Drone Reaper buatan Amerika Serikat.* /Reuters/

ZONA PRIANGAN - Ketika invasi Rusia ke Ukraina telah mendorong permintaan drone dan rudal AS di Eropa.

Negara-negara di Eropa telah mendekati pemerintah AS dan kontraktor pertahanan dengan daftar belanja senjata termasuk drone, rudal dan pertahanan rudal.

Salah satunya yakni Jerman yang telah menandatangani kesepakatan untuk pembelian 35 jet tempur F-35 Lockheed Martin Corp dan sistem untuk bertahan melawan rudal balistik.

Baca Juga: Arnold Schwarzenegger Tuduh Rusia Berbohong Soal Denazifikasi Karena Presiden Ukraina Seorang Yahudi

Sementara Polandia lebih berminat untuk membeli drone Reaper canggih dari Amerika Serikat.

Permintaan lainnya datang dari negara-negara lainnya di Eropa Timur, di mana sekutu ingin mendapatkan persenjataan yang terbukti berhasil digunakan oleh Ukraina melawan pasukan Rusia.

Di antara yang cukup diminati, yakni rudal anti-pesawat Stinger dan rudal anti-tank Javelin.

Baca Juga: Rusia Ubah Taktik, Lakukan Serangan Jarak Jauh, Lepaskan Rudal Kh-555 dari Arah Laut Hitam ke Kota Lviv

Sejumlah negara di Eropa seperti Jerman, Swedia dan Denmark telah mengucurkan pengeluaran yang besar untuk meningkatkan anggaran pertahanan mereka guna memenuhi aspek keamanan yang semakin tidak pasti.

Sekutu AS di Eropa menggandakan pengeluaran pertahanan mereka, Mara Karlin, asisten pertahanan Pentagon, mengatakan pada pekan lalu setelah sidang kongres, di mana dia berbicara tentang agresi Rusia yang mengancam integritas teritorial Eropa.

Administrasi Kerjasama Keamanan Pertahanan Pentagon mengadakan pertemuan mingguan dengan Tim Manajemen Krisis Eropa untuk meninjau permintaan khusus terkait dengan situasi saat ini di Ukraina.

Baca Juga: Andalkan Senapan Scorpion, Pria Skotlandia Ini Bergabung dengan Legiun Asing Melawan Pasukan Rusia

Pentagon telah membentuk kembali sebuah tim untuk menanggapi permintaan yang meningkat guna mempercepat persetujuan pemerintah AS untuk penjualan dan transfer senjata yang diproduksi oleh kontraktor pertahanan Amerika.

"Departemen Pertahanan sedang menjajaki opsi untuk mendukung Ukraina, dengan cepat mengisi kembali inventaris AS dan mengisi kembali stok sekutu dan mitra yang telah habis," kata seorang pejabat senior Pertahanan.

Dia menambahkan bahwa Pentagon sedang bekerja dengan kontraktor untuk mengurangi kendala rantai pasokan dan mempercepat jadwal produksi.

Baca Juga: China Tegaskan Bantu Kekuatan Ekonomi dan Politik Ukraina, Hal Itu Membuat Vladimir Putin Jadi Galau

Raytheon Technologies dan Lockheed Martin Corp bersama-sama memproduksi Javelin, sementara Raytheon membuat Stingers.

Akibatnya potensi lonjakan penjualan semua jenis persenjataan sejak awal invasi Rusia ke Ukraina yang dimulai pada 24 Februari 2022 telah mengangkat saham Lockheed sebesar 8,3% dan saham Raytheon sebesar 3,9%.

Setiap perubahan yang signifikan terhadap Amerika Serikat sebagai pemasok kemungkinan akan memicu reaksi balik dari industri pertahanan Eropa yang terfragmentasi.

Baca Juga: Vladimir Putin Tenggelam Tetap Selamat Berkat Teknologi Canggih Limo Aurus Senat

Salah satu perusahaan yang bereaksi keras terhadap keputusan Jerman yang telah memesan jet tempur F-35 adalah Dassault Aviation.

Kepala perusahaan dirgantara asal Prancis itu mengatakan pada bulan ini dengan mengatakan hal itu dapat melemahkan dukungan untuk proyek-proyek kolaboratif seperti pesawat tempur FCAS Pracis-Jerman yang dimiliki oleh Dassault dan Airbus.

Jerman juga tengah menjajaki untuk membeli sistem pertahanan rudal buatan AS seperti Terminal High Altitude Air Defense (THAAD), meskipun ini bukan prioritas untuk dibeli.

Baca Juga: Ngeri, Sejumlah Jenderal Rusia Ditangkap Vladimir Putin, Dianggap Sebagai Biang Kegagalan Invasi ke Ukraina

Seorang politisi oposisi telah menanyakan tentang pembelian pencegat roket jarak pendek yang disebut Iron Dome untuk melindungi Berlin.

Kemungkinan Jerman akan membeli helikopter angkut berat terbarunya yang pastinya akan menambah pengeluaran belanja peralatan militernya.

Pesaing untuk kesepakatan senilai 4 miliar euro atau sekitar Rp63,6 triliun, termasuk Lockheed Martin CH-54K King Stallion dan Boeing H-47 Chinook.

Baca Juga: Batalyon 226 Brigade ke-127 Ukraina Meledakkan Pasukan Elit Vladimir Putin di Kozacha Lopan

Sedangkan Polandia lebih tertarik untuk membeli beberapa drone MQ-8 Reaper yang dibuat oleh General Atomics, termasuk di bawah prosedur khusus yang dipercepat, Letnan Kolonel Krzysztof Platek, juru bicara Badan Persenjataan Kementerian Pertahanan Polandia.***

Editor: Parama Ghaly

Sumber: Reuters


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x